Dikendalikan Pikiran

Dikendalikan pikiran berarti bahwa segala sesuatu yng kita/tubuh lakukan berkailan dengan kenyamanan indrawi. Pikiran menjadi tuan dalam segala ucapan dan perbuatan. Bahkan kadang kita berpikir, berucap serta berbuat semata bertujuan untuk menuruti atau mengikuti kenyamanan indrawi. So, sesungguhnya kita bisa mengenali diri kita; Menjadi tuan atau budak pikiran.

Oleh karenanya, di sinilah peran meditasi. Kita hidup secara meditatif berarti terus melakukan pengamatan; Apakah kita menjadi tuan atau budak pikiran. Sifat pikiran adalah selalu mengarah pada keuntungan diri, terutama demi kenyamanan indrawi.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Laku Spiritual

Jangan kaget bila sesungguhnya laku spiritual tidak dikenal oleh pikiran. Karena sebagaimana telah dibahas di atas, ia tidak kenal sesuatu yang di luar kenyamanan atau keuntungan indrawi. Pikiran erat berkaitan dengan reptilian brain. Inilah yang kita kenal dalam keseharian sebagai otak kiri. Mengapa pikiran dan perasaan atau mind tidak kenal spiritual?

Mind lebih mengenal segala sesuatu yang berkaitan dengan kenyamanan indrawi. Karena begitu si mind  kenal meditasi, ia akan mati. Ketika itu terjadi, kita tidak lagi dikendalikan pikiran. Dengan kata lain, si mind akan mati. Ini sebabnya si mind tidak rela dibunuh.

Relevansi keseharian

Tindakan tepat; itulah bukti bahwa kita menjadi tuan bagi pikiran. Misalnya, saat kita sedang dalam pandemi seperti sekarang ini. Ada larangan untuk menaati anjuran pemerintah. Tindakan tepat adalah mengikuti anjuran demi kepentingan orang banyak.

Meditasi berarti tuan bagi pikiran

Namun ketika kita hanya memperturutkan perasaan kita, misalnya mudik ke kampung. Kita nekat untuk mudik atau agar mendapatkan pujian, kita nekat beribadah di tempat umum. Kita tidak menggunakan akalar sehat demi kepuasan diri. Inilah tanda kita dikendalikan pikiran.

Pendek kata, ketika kita hanya memperturutkan perasaan, kita dikendalikan pikiran. Kita tidak bertindak tepat. Kita berbuat di luar dharma.

Tampaknya mudah, namun sesungguhnya perlu tekad baja untuk menjalani meditasi. Yang perlu kita tanamkan adalah bahwa kita memiliki kemampuan tidak terbatas untuk menapak di jalan penuh duri ini. Bila kita memilih laku ini, maka berguru pada seorang Guru Sejati adalah pilihan. Tidak ada pilihan lain……….

Inilah berkah utama dalam kehidupan kita…..