Hamba Tuhan

Hamba Tuhan berarti kita juga mencintai semua ciptaan-Nya. Sebagaimana kita percayai dan yakini bersama, yang kita tahu bahwa alam semesta deserta isinya adalah ciptaan-Nya. Dia Yang Maha Pemberi menyediakan bagi kita semua kebutuhan untuk menjalani kehidupan.

Kita semua membutuhkan makanan, tempat berteduh serta penutup tubuh, dan Tuhan melalui alam menyediakan berada di sekitar kita. Tanpa adaya alam: pohon serta makhluk hidup lainnya, kita tidak bisa bertahan hidup. Bernapas pun adalah anugerah atau berkahNya. Sirkulasi yang terjadi di alam: karbon dioksida digunakan tumbuhan untuk metabolisme kemudian menghasilkan oksigen yang kita gunakan untuk hidup. Jadilah hamba Tuhan dengan senantiasa bersyukur.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Tuhan yang mana?

Kita menyebutkan diri sebagai hamba Tuhan. Tetapi pernah kah kita mengetahui Tuhan berada di mana?

Banyak orang akan menunjukkan Tuhan yang berada di atas sana. Penyebutan bahwa Tuhan berada di atas sana sesungguhnya kita menganggap Dia tidak ada di alam sini; di sekitar kita. Inilah sebabnya kita sering menjadi pencuri. Yang saya maksudkan sebagai pencuri adalah kita tidak bersyukur terhadap segala sesuatu yang kita gunakan agar kita tetap bisa hidup.

Pengabaian ini membuktikan bahwa sesungguhnya kita belum memahami pesan para suci dan avatar yang telah hadir di bumi ini. Pesan para suci jelas sekali: Tuhan berada di barat dań di timur serta di mana-mana. Yang paling dekat, bahkan lebih dekat dari urat lehermu: Tuhan yang bersinggasana dalam sanubari kita.

Bila kita melakukan sesuatu yang tidak selaras dengan kehendak-Nya, hati kita galau. Namun karena ketidakpekaan kita, kita sering abai.

Ciptakan Kedamaian

Tidak perlu kita mengupayakan sekitar kita menjadi damai, tetapi kita sendiri belum mampu membuat diri kita damai. Kita seringkali melihat ke luar diri. Melihat orang lain begini dan begitu. Kita sering melakukan kritik dan mencela. Tanpa kita sadar bahwa bila mengaku sebagai hamba Tuhan, kita juga harus menghargai semua ciptaan-Nya.

Ibarat di suatu rumah tangga, kita sebagai pelayan juga harus menghargai dan memelihara segala sesuatu yang dimiliki oleh majikan kita. Kerugian majikan juga kerugian kita. Rasa sense of belonging ini harus mendarahdaging.

Untuk menciptakan kedamaian dalam diri ada beberpa tips dari buku: Alam Sini Alam Sana by Anand Krishna:

Mulailah dari hal yang sederhana:

1. Jangan menjadi bagian dari friksi dan konflik, dalam pengertian tidak memberi angin. Jadilah pembawa damai. Orang lagi gosip, jangan ikutan.

2. Yang amat sangat penting – Tunjukkan jalan yang benar kepada mereka yang tersesat. Jangan menyesatkan orang. Kalau tidak bisa menunjukkan jalan, bilang secara jujur, maaf saya tidak tahu. Tapi, jangan berhenti di situ. Berusahalah sekuat tenaga untuk mengubah ketidaktahuan menjadi pengetahuan. Sebab, ketidaktahuan yang sama dapat mencelakakan dirimu juga.

3. Syukuri peranmu sebagai pembawa obor. Pembawa Obor Kebenaran, Kedamaian, Kasih Sayang, Kebajikan. Jangan menggadaikan peranmu itu demi kepingan perak dan emas. Jangan melupakan peranmu itu karena pergaulan yang salah.

4. Develop Viveka, kemampuan untuk memilah, untuk mengetahui tindakan mana yang tepat, mana yang tidak tepat. Dan, berucap Berta bertindak sesuai Viveka.

Tentang kepekaan bisa dilihat di video di bawah ini: