Mengerikan sekali keadaan ini. Pemahaman kita selama ini surga identik dengan kenyamanan. Bisa di bayangkan saat orang mengatakan bawa kita akan masuk surga. Apa yang terbayang??? Surga dihuni oleh bidadari yang tidak bakal tua. Lha, jika surga diasumsi dihuni oleh bidadari bertelanjang dada, apa yang akan terbayangkan selanjutnya. Tidak lain tidak bukan kenikmatan yang dirasakan saat ML. Mengapa?? Karena kita tidak memiliki referensi lain jika berhubungan dengan manusia secantik bidadari, apalagi diembel-embeli bertelanjang dada. Celaka dua belas….
Hal ini pula yang diiming-imingkan pada mereka yang rela melakukan bunuh diri dengan bom. Akan jadi pengantin di surga dengan bidadari. Apa tujuannya, kenikmatan puncak saat berhubungan dengan wanita, karena omong kosongnya: kawin dengan bidadari. tentu jika ada kata ‘kawin’, ujungnya yang dibayangkan adalah orgasme kenikmatan.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Bayangan lain di surga adalah sungai susu atau madu. Bukankah ke duanya dihubungkan atau dikaitkan dengan kenikmatan lidah. Jika yang pertama dikaitkan dengan seks, kenyamanan surga yang terakhir dikaitkan dengan kenikmatan lidah. Karena kenikmatan pada rasa lidah adalah kenyamanan yang dikenal manusia di bumi. Sulit bukan mengatakan kenyamanan rasa yang tidak terkatakan dan tidak ada referensi dalam otak manusia.
Mari kita renungkan dengan kepala dingin. Kenikmatan yang dicapai melalui seks dan rasa lidah tidak beda dengan yang diinginkan oleh insting hewani. So, jika manusia masih saja menggabarkan surga dengan ke dua hal tersebut, bukankah identik dengan yang duburu oleh hewan???? Apa bedanya jika mencari surga demi kenyamanan yang masih saja dikaitkan dengan badan???
Semua akar pemasalahan berada pada bagian otak yang disebut lymbic. Bagian otak ini merupakan bagian dari otak manusia. Bagian ini juga merupakan warisan dari hewan mamalia. Namun, jika tidak ada bagian otak yang disebut lymbic, manusia tidak akan memiliki keinginan untuk makan. Tanpa ada bagian otak ini, manusia tidak memiliki keinginan untuk makan. Sehingga bagian otak ini tetap dibutuhkan oleh manusia. Solusinya???
Solusinya adalah melemahkan keinginan insting hewani. Lemahkan kemampuan bagian otak yang disebut lymbic. Pertanyaan selanjutnya, siapa yang bisa mengatasinya??? Yang bisa mengatasinya adaah bagian otak yang disebut neo-cortex. Bagian otak ilahiah. Otak yang berfungsi meningkatkan kecerdasan intelektual menuju intelejensia.
Dengan memperhatikan hal tersebut, keberadan manusia di bumi adalah mengendalikan atau menindas insting hewani. Suatu pekerjaan sepanjang kehidupan ini. Terkuasainya insting hewani, dan berkembangnya intelejensia adalah terlahirnya kemanusiaan dalam diri manusia yang selama ini tertidur. Jika unsur keilahian ini sudah terbangkitkan, tidak berhenti sampai disitu. Memeliharanya jauh lebih sulit lagi.
So, dimana bedanya antara manusia dan hewan jika masih saja sekedar berburu kenikmatan yang dikaitkan dengan badan????