Buah pikiran yang mendamaikan adalah warisan berharga yang pantas di share atau dibagikan. Warisan harta benda hanya bernilai bagi keturunan atau kerabat yang berhubungan secara langsung. Inipun terbatas. Dan parahnya tidak memberikan nilai tambah bagi evolusi jiwa. Pikiran yang dimaksudkan untuk mengajak manusia hidup dalam kebersamaan berlandaskan nilai universal merupakan peninggalan yang bernilai tinggi bagi keberlangsungan hidup dalam keindahan.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Dunia maya sudah berkembang dengan cepat. Penggunaan internet sudah semakin meluas. Bagi para pengguna internet, penyebar luasan informasi yang baik memberikan manfaat bukan saja bagi si pembagi, namun juga bagi khalayak ramai. Tujukan niat untuk berbagi bukan untuk memperbaiki dunia atau orang lain. Niatkan berbagi kebajikan berpikir semata untuk kebaikan bagi diri sendiri.

Memang siapa kita? Kita jauh dari pemahaman kebaikan yang sudah disampaikan oleh para suci dan nabi. Para suci dan nabi sudah mengalami langsung bertatap muka dengan Dia yang Maha Membahagiakan. Pengalaman penyatuan dengan Dia tidak terkatakan. Tidak satupun kata bisa mewakili ungkapan rasa tersebut. Bukti nyata bahwa para suci dan nabi telah mengalami bertatap muka dengan Dia adalah vibrasi energi kasih yang terpancarkan dari diri mereka.

Tanpa pernah ada pertemuan antara diri para suci dan Sang Keberadaan, tiada mungkin energi kasih begitu besar terasa vibrasinya. Mereka yang pernah bertatap muka dengan Dia, tidak lagi memiliki rasa takut terhadap ancaman. Banyak rintangan dan ancaman secara fisik yang dialamai oleh para suci dan nabi pada saat menyampaikan pesan kedamaian.

Pesan kedamaian berasal dari Dia yang Mahadamai. Kasih yang menyatu dengan para suci dan nabi sebagai efek langsung akibat pertemuan dengan Dia Sang Mahakasih. Bagaikan percikan air laut. Percikan air laut memiliki sifat kimiawi yang sama dengan laut. Hanya porsinya saja berbeda.

Kembali pada diri kita. Jika kita ingin memperbesar rasa kasih dalam diri kita, kita mesti berupaya untuk membersihkan debu kotoran yang selama ini melekat. Sesungguhnya jiwa kita juga berasal dari sumber yang sama, Dia Yang Mahakasih. Tidak mungkin ada rasa kasih jika tidak berasal dari sumber yang sama. Pergaulan kita yang tidak tepat berakibat pada ketertutupan kasih dalam diri.

Dalam berbagai kitab suci sudah tertuliskan bahwa perbuatan baik semata untuk kebaikan diri sendiri. Kita tidak bisa berbuat baik jika dalam diri tidak ada unsur kebaikan. Perbesar nilai kebaikan dalam diri sendiri, baru bisa berbagi pada orang lain.

Upaya untuk meningkatkan sifat kebaikan dalam diri bukanlah usaha yang mudah. Tiada orang lain yang bisa meningkatkan nilai atau kualitas kebaikan kecuali diri sendiri. Se-erat apapun hubungan kita dengan seseorang, mereka tidak bakalan mampu meningkatkan kualitas kebajikan dalam diri kita.

Wahana internet adalah anugerah bagi kita yang berniat meningkatkan kualitas kebajikan dalam diri sendiri. Perbuatan berasal dari kata. Kata berasal dari pikiran. Pikiran baik menghasilkan kata baik. Kata dan pikiran baik menghasilkan perbuatan bajik.

Saat kita menuliskan sesuatu yang bernuansakan kedamaian bagi sesama, sesungguhnya pikiran kita dilatih untuk kebajikan jua. Sebaliknya, ketika kita menyebarkan informasi tentang hal yang membuat orang lain marah atau cemburu, pikiran kita telah terkontaminasi secara langsung.

Kita telah berbuat kekerasan terhadap diri sendiri saat menyebarkan informasi yang berpotensi membuat orang lain marah dan benci. Cacian terhadap orang lain merupakan tindak kekerasan terhadap diri sendiri. Banyak hasil penelitian telah dilakukan oleh para sains membuktikan hal ini.

Pikiran yang buruk melukai diri sendiri terlebih dahulu sebelum terhadap orang lain. Pikiran yang bersifat ingin menguasai orang lain adalah tindak kekerasan bagi diri sendiri terlebih dahulu.