Kita disatukan energi, Sebutan Orang Lain Hanya Mitos. Bagaikan Pulau Satu Dengan Pulau Lain Disatukan Laut

Kita disatukan oleh energi yang satu dan sama, energi kehidupan. Sehingga walaupun tidak kita rasakan, sesungguhnya kita saling bergantung satu dengan lainnya. Dengan kata lain, kita tidak bisa hidup sendiri. Mungkin i i yang disebut dengan keterkaitan kuantum atau Quantum Entanglement.

Kita disatukan energi yang sama

Teori Quantum Entanglement.

Sekali lagi sains membuktikan kebenaran spiritual yang membuktikan bahwa kita Tunggal adanya. Tidak ada sebutan orang lain. Bila kita masih saja menganggap bahwa setiap manusia berbeda, berarti kita tidak memahami sains tentang Quantum Entanggalment :

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

‘Keterikatan kuantum adalah fenomena sekelompok partikel yang dihasilkan, berinteraksi, atau berbagi kedekatan spasial sedemikian rupa sehingga keadaan kuantum setiap partikel dalam kelompok tersebut tidak dapat dijelaskan secara independen dari keadaan partikel lainnya, termasuk ketika partikel-partikel tersebut dipisahkan. dengan jarak yang jauh. Topik keterjeratan kuantum adalah inti dari perbedaan antara fisika klasik dan kuantum : keterjeratan adalah ciri utama mekanika kuantum yang tidak ada dalam mekanika klasik.’

Boleh saja ada teori lain yang mengatakan bahwa teori tentang Keterikatan Kuantum atau ini Quantum Entanglement tidak benar, tetapi saya memaknai dari sisi spiritual.

Sebagai contoh : “Ketika kita marah terhadap seseorang, apakah hanya orang yang kita marahi merasakan sakit hati?’

Sama sekali salah bila kita membenarkan pernyataan tersebut……..

Bukan,’kah saat kita marah, sesungguhnya kita dahulu yang mengalami api kemarahan?

Emosi kemarahan yang kita lontarkan kepada orang lain sebenarnya telah merusak atau membakar mental kita. Ketidakmampuan kita untuk mengubah energi kemarahan telah merusak diri kita. Bila orang sering-sering marah berarti ia tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan dirinya.

Dalam dunia kita, banyak bukti yang menunjukkan bahwa mereka yang suka mengumbar kemarahan pasti mengalami penyakit. Jadi bila kita memaki atau menghina orang lain, sesungguhnya yang pertama rugi adalah kita terlebih dahulu. Dengan kata lain, sesungguhnya kita yang lebih lemah. Inilah sebabnya, pepatah atau kata bijak : ‘Perlakukan orang lain sebagaimana dirimu ingin diperlakukan’ semata u tuk kebaikan diri kita sendiri.

Mari kita renungkan….

Dalam satu kelompok orang, ketika kita membuang napas, apakah mungkin kita bisa menghindar untuk tidak menghirup napas yang dikeluarkan orang lain? Dengan kata lain, sesungguhnya kita satu. Karena napas yang kita hirup masuk ke dalam tubuh, kemudian menyatu dengan darah.

Demikian pula dengan napas yang dikeluarkan orang lain, mau tidak mau; suka tidak suka akan kita hirup juga.

Demikian pula bahwa kita semuanya saling berinteraksi. Berdasarkan hasil hukum KETERKAITAN KUANTUM, terbukti bahwa antar kita akan saling mempengaruhi. Mungkin saja karena ke-tidak pekaan kita saja, maka kita tidak merasakan secara langsung.

Pengalaman pribadi :

‘Saya tidak suka dengan salah satu keluarga, tetapi bila keluarga saya yang kebetulan hidup satu rumah mengalami musibah, mungkin kah kita tidak merasakan repot juga? Paling tidak kita mesti membantu, bila masih ada rasa kemanusiaan.’ Dengan demikian, tanpa saya sadar, saya akan selalu berdoa agar orang tersebut tidak mengalami sesuatu, sehingga saya tidak direpotkan untuk bantu ini dan itu. Senang pada orang tersebut, saya juga senang karena ga direpotkan.

Dengan prinsip hidup sebagaimana contoh pengalaman di atas, doa untuk kebaikan orang dengan sendirinya juga untuk kebaikan diri sendiri.