Move On Berarti Terjadi Transformasi Pola Pikiran Dari Intelektual Ke Arah Ranah Intelegensi Atau Buddhi Atau Kemuliaan Diri
Move On berarti tidak lagi berpijak pada tempat atau situasi/kondisi yang sama. Mereka yang tidak bisa melupakan masa lalu berarti belum move on. Mereka belum beranjak dari situasi yang masih sama. Mereka sedang mengalami kematian.
Pengertian Move On adalah tidak lagi pada cara pandang yang sama. Ini juga bisa berarti adanya peralihan atau shifting pola pikir atau cara pandang dari pola atau cara berpikir yang bersifat materi ke arah pola pikir yang lebih luas. Dalam pemahaman saya, bila kita masih saja berada pada pola pikiran yang bersifat demi keuntungan sendiri; materi; maka kita belum shifting atau move on. Dari memikirkan hanya kepentingan diri atau golongan ke arah kepedulian bagi semua makhluk. Inilah yang saya artikan dengan Move On. Mungkin saya bisa ibaratkan dengan :
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Kawin dan Cerai
Seseorang yang telah memutuskan menghabiskan masa pacaran kemudian menikah berarti telah mengambil keputusan untuk berpindah cara pikir dari bujang ke arah berkeluarga, karena ketika kita menikah sesungguhnya bukan hanya dengan istri/suami, tetapi juga dengan keluarga yang lebih besar. Dari hanya mengurusi keluarga sendiri ke pola pikir mengurusi keluarga sendiri dan keluarga istri. Sehingga segala hal yang menyangkut keadaan istri/suami juga berkaitan degan keluarga besar istri/suami.
Namun bila telah memasuki alam pernikahan kemudian cerai karena sesuatu hal yang dianggap tidak cocok kemudian melakukan perkawinan dengan istri/suami ‘baru’, ini tidak move on. Tekad awal harus diteguhkan kembali, bahwa perceraian bukan suatu penyelelesaian masalah. Siapa pun yang mulai minta cerai hanyalah membuktikan bahwa ia melakukannya tindakan BODOH. Karena ia hanya meikirkan kesenangan atau ego yang besar sehingga terjadi percecokan. Dengan kata lain, si istri/suami belum bisa membuka diri terhadap sesuatu yang lebih luas. Mungkin banyak orang berpendapat bahwa hal ini sudah berganti keadaan atau pijakan; sudah move on. Namun sesungguhnya si suami/istri tersebut belum beranjak dari kepentingan diri sendiri ke arah suatu ranah yang bermanfaat bagi banyak orang atau sesama keluarga. Ini terjadi karena:
Masalah Pola Pikir
Mereka yang kawin-cerai-dan kawin lagi berarti belum berhasil melakukan transformasi diri. Semua perceraian berpusat pada ketidakmauan untuk memahami orang lain. Masih berpusat pada ego. Ego yang menganggap bahwa dirinya paling benar. Kawin lagi bukan suatu menyelesaikan masalah perceraian sebelumnya. Karena sesungguhnya pusat permasalahan pada cara berawal dari cara berpikir yang hanya berkaitan dengan kenyamanan indrawi. Kesadaran badan/terendah. Bila dikaitkan dengan cakra si suami/istri masih berada di cakra dasar; seksualitas. Setiap hewan pun barred di ranah ini. Dengan demikian, sesungguhnya kita belum ada transformasi dari kebutuhan dasar kehewanian kita.
Semestinya sebagaimana tujuan utama kelahiran, manusia sudah mesti melampaui kesadaran diri rendah menuju kesadaran untuk mengurusi kepentingan umum. Dari cara berpikir intelektual ke buddhi. Intelektual berarti kita masih berada pada kenyamanan indrawi, sedangkan buddhi atau intelejensia sudah pada tahapan menjadi MANUSIA.
Meditasi
Gagal dalam pernikahan berarti ada masalah dalam diri sendiri. Meditasi adalah cara mengubah dari yang preya yang berarti kenyamanan badaniah atau ke shreya/kemuliaan; cara pikir yang lebih bermanfaat bagi orang banyak. Mungkin bila dikaitkan dalam kehidupan rumah tanga, seorang suami/istri lebbig mengutamakan keutuhan keluarga daripada hanya kenikmatan indrawinya. Dengan kata lain, dengan laku meditasi yang berarti adanya kesadaran untuk kemualiaayn diri atau pengendalian diri. Ada transformasi diri dari kenyamanan indrawi ke kemuliaan diri. Tujuan berpacaran adalah mencari pasangan hidup. Setelah itu harus dilanjutkan bagaimana membesarkan anak menjadi manusia. Pasangan adalah teman seperjalanan, bukan hanya untuk memenuhi syahwat hewaniah.
Jika perceraian terjadi kemudian kawin lagi, masih saja urusan diri. Banyak orang yang mencari pembenaran bahwa anak setuju bila menikah. Sayangnya, anak yang memberikan persetujuan demikian dapat dipastikan anak yang belum bisa memahami makna move on. Kembangkan diri atau cara pandang ke suatu yang lebih mulia.