Permainan Sang Sutradara Agung. Sungguh Aneh Bin Ajaib PermainanNya. Dia Penonton Sekaligus Pemain, Tubuh Sebagai Wahana/Peran

Sangat sulit memahami permainan Sang Sutradara Agung, bahkan memang maha misterius. Namun juga kita tidak boleh abai dengan cara hanya mengikuti pemuasan indrawi saja. Data dipastikan akan bermain di panggung terus sampai layar panggung ditutup olehNya.

Sangat mungkin banyak orang tidak sadar bahwa sesungguhnya (mungkin; ini hanya asumsi saya), setiap orang suka tidak suka terikat sumpah pada saat lahir di bumi. Tanpa sumpah atau ikatan kontrak  ini, tiada seorang pun diijinkan lahir di muka bumi. Siapa yang mengijinkan? Mungkin Dia juga, saya juga hanya berasumsi; jangan percaya, ada info bahwa tidak mudah teman-teman untuk lahir di muka bumi. Banyak informasi tidak resmi mengatakan bahwa jumlah makhluk halus alias roh yang ada di muka bumi saat ini sebanyak 3 kali jumalh manusia berbadan kasar (ini juga asumsi saja, mau percaya silakan, tidak ya lewatkan tulisan saya).

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Saya membayangkan bila jumlah ini diijinkan semuanya lahir di muka bumi, maka lahan untuk tempat tinggal akan semakin sempit. Jumlah pangan juga semakin sedikit untuk per-orangannya. Inilah mekanisme alam yang maha bijak untuk membatasi jumlah di muka bumi. Alam sungguh memiliki hukum kpesimbangan luar biasa. Sangat mungkin orang bertanya, mengapa penduduk dahulu tidak sebanyak saat ini di muka bumi? Bukankah setiap tahun penduduk di muka bumi bertambah?

Jawabannya sangat sederhana, siapa yang tahu perhitungan matematik kemauan alam. Ada yang bilang, siapa yang tahu kehendak Tuhan? Dia punya mau, kita hanyalah menjalankan peran sesuai dengan kehendak alam. Namun demikian, bermainlah secara cerdas. Ingatlah hukum sebab-akibat yang tidak bisa ditawar oleh siapapun jua.

Suatu ketika, ada seseorang yang bertanya, dahulu sampai sekarang jumlah massa bumi tetap. Dulu jumlah makhluk tidak berbadan kasar belum sebanyak saat ini, dari manakah mereka datang. Inilah evolusi. Yang berevolusi adalah jiwa, bukan tubuh sebagaimana yang dibayangkan oleh evolusi teori Darwin. Tampaknya, alam menciptakan seperangkat bentuk makhluk disesuaikan dengan perkembangan evolusi kesadaran mind .

Saat jiwa masih memilih sebagai bentuk ikan atau udang, mind mereka belum berkembang. Ikan dan udang belum merasakan sakit. Asumsi saya, mulai memiliki emosi ketika sudah memiliki bentuk yang dilengkapi kaki dan tangan. Semakin membentuk menjadi kaki dan tangan, mind juga semakin berkembang. Hewan berkaki dua atau empat merasakan sakit. Mereka lari sambil berteriak jika dipukul, reaktif. Mereka merasakan kesakitan saat mengalami kekerasan pada tubuh mereka. Oleh karenanya daging mereka juga bisa membawa efek pada emosi ataupun kesehatan manusia.

Panggung Permainan Sang Sutradara AgungTentang sumpah atau kontrak;  alam melakukan seleksi sangat ketat bagi roh yang akan lahir di muka bumi. 1 berbanding 3 seleksinya. Oleh karenanya setiap roh yang akan lahir tentu sudah melakukan sumpah/kontrak. Sumpah/kontrak bahwa tujuan kelahiran adalah menjalani evolusi menuju ke asal mula Nya. Kembali pada Sang Maha Jiwa Agung. Tanpa melakukan sumpah atau janji ini, tidak dimungkinkan mereka hadir di bumi.

Sayangnya sumpah atau janji/kontrak untuk kembali ke Sang Maha Agung inilah yang dilupakan oleh kebanyakan manusia di bumi. Kebanyakan terjebak pada permainan ilusi kebendaan. Permainan siapakah ini???

Permainan Sang Maha Jiwa sebagai Sang Sutradara juga. Mengapa Dia begitu iseng? Siapa yang bisa menjawab???? Inilah misteri kehidupan. Inilah kehendak permainan Sang Maha Jiwaatau Sang Maha Sutradara. Dia bagaikan lampu sorot pada suatu panggung kehidupan. Panggung beserta para pemain sangat butuh kehadiran Nya, tetapi Sang Lampu Sorot tidak butuh kehadiran kita untuk bersinar……

Berbahagialah yang bisa lahir di muka bumi. Inilah kesempatan emas untuk bermain atau memainkan peran, namun jangan lupa sumpah atau janji yang harus ditepati. Lakoni peran dengan serius agar bisa kembali ke Sang Maha Kasunyatan Sejati…….

Sekali saya ingatkan bahwa ini hanya pendapat saya. Bila anda punya pendapat lain, silakan berteori. Tidak ada yang melarang. Bahkan Tuhan pun tidak….