Kita pikir dengan memiliki harta dunia, wanita cantik sebagai isteri serta jabatan tinggi bisa membeli surga? Dengan mengorbankan hewan seberat satu ton dengan harga puluhan juta bisa membebaskan kita dari dunia. Kita pikir dengan berat sapi 1 ton kita bisa menjadikannyya kendaraan di surga. Semua hanya permainan dunia.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

‘ Suatu ketika Hola membeli keledai si Mulla seharga 50 dinar. Kemudian si Hola pergi ke pasar untuk menjual kembali keledai. Tentu harapannya agar dapat keuntungan. Keledai dihargai 80 dinar dengan tambahan kata-kata: “Keledai asli milik Mulla”. Tujuan kalimat tersebut untuk menaikkan harga keledai.

Si Mulla protes: ” Hola kamu merendahkan namaku dengan hanya menghargai 30 dinar”.

Jawab Hola dengan ringan: ” Paling tidak aku telah memberikan harga pada namamu daripada kau tidak memberikan nilai pada dirimu sendiri ”

(Inspirasi cerita dari buku The Zen Yoga dituliskan oleh Anand Krishna)

Demikian pula dengan keadaan kita, semakin kita memburu harta sesungguhnya kita sedang merendahkan bahkan menggadaikan jiwa pada dunia.

Perhatikan sekitar kita. Kita melihat banyak orang kerja banting tulang untuk mengumpulkan harta. Perhatikan ibunya Vicky Prasetyo yang membeli hewan kurban seharga 80 juta dengan berat 1 ton. Ia begitu terikat pada obsesi kebanggaan dirinya bahwa ia bisa masuk berita terus. Semuanya hanya ilusi.

Uang, wanita, dan harta semuanya hanya barang yang dibutuhkan di dunia. bahkan agama pun hanya atribut dunia. Bagimana tidak????

Tidak seorangpun lahir dengan label agama di bagian bokongnya. Mungkin ada yang menemukan label pada seorang bayi tulisan Allah dalam huruf Arab. Bukankah itu artinya dirinya adalah milik Allah? Bukan dunia. Pertanda itu berupa peringatan bahwa keberadaan manusia di bumi ini semata sebagai perjalanan menuju Dia..

Jangan bangga bahwa tulisan itu menandakan bahwa agama dengan tulisan atau huruf Arab adalah paling sempurna. Lantas mengapa tidak huruf latin atau huruf Jawa? Karena pola tulisan itu yang saat ini melekat dan dimengerti oleh manusia. Tidak lebih atau kurang. Yang penting peringatan bahwa tubuh kita adalah milik Allah. dari Dialah kita bersumber. Dan tentu kepada Dia juga kita mesti kembali.

Pikiran yang kita bentuk pun akan menghambat perjalanan sang jiwa. Jiwa pikiran dan emosi yang tidak selaras dengan alam akan jadi penjara yang menghalangi perjalanan sang jiwa menuju sumber Nya.

Kita sudah melihat bahwa segala benda yang masuk dalam atmosfir pasti pecah berantakan. Ada lapisan yang pengahalang tidak kasat mata yang melindungi bumi. Pikiran yang berorientasi pada harta, wanita serta tahta akan berkualitas materi keduniawian.

Dengan kata lain pikiran yang terbentuk dari keduniawian tidak bakal menembus lapisan atmosfir. Setelah orang meninggal, sang jiwa mesti pergi ke bulan untuk singgah sesaat seblum melanjutkan perjalanannya. Kemana? Tidak seorangpun tahu. Jangan pikir saya juga tahu. Nabipiun tidak pernah menyampaikan hal ini, konon pula saya.

Jiwa yang singgah di bulan bisa melanjutka perjalanannya ketika pikiran atau mindpecah dan menyatu dengan alam semesta. Gumpalan pikiran atau mind yang tidak bisa bisa pecah menyatu dengan alam, akan mengundang sang jiwa kembali lahir di bumi. Inilah hukum alam. Hukum fisika. Gumpalan pikiran dan jiwa bagaikan koin mata uang dua sisi.

Ingatlah saat ini sudah banyak tanda alam berupa tulisan Allah pada hewan, manusia serta benda lainnnya. Peringatan keras ini terjadi karena kita mengabaikan bahwa segala sesuatu adalah milik Nya. Keberadaan kita di bumi semata untuk belajar melepaskan keterikatan duniawi termasuk agama. Agama apapun hanya sekedar jalan. Di alam sana TIDAK LAKU…

Semua hanya permainan Nya. Humor agar pikiran segar di hari-hari yang membingungkan……

Berkibatlah pada Al Israa ayat 7: Semua perbuatan baik semata untuk diri sendiri…….