Penyebab penderitaan

Penyebab penderitaan adalah keterikatan. Selama kita berharap akan hasil, maka penderitaan akan terjadi. Ketika keinginan tidak terpenuhi, maka rasa ego akan muncul. Ego atau ahamkara adalah ketika kita pada berada pada lapisan kesadaran tubuh. Pada lapisan inilah segala macam permasalahan di dunia terjadi.

Dalam buku Bhagavad Gita Bagi Orang Modern by Svami Anand Krishna, www.booksindonesia.com dituliskan:

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

‘Dengan sepenuhnya membebaskan diri dari keterikatan, rasa takut dan amarah, memusatkan seluruh kesadarannya pada-Ku, sepenuhnya berlindung pada-Ku, serta menyucikan diri dengan tapa atau laku spiritual untuk mengetahui Hakekat Diri, banyak yang telah mencapai kesadaran-Ku dan manunggal dengan-Ku’

 Lapisan Diri yang lebih tinggi tidak memiliki keterikatan. Dan lappas Diri yang lebih tinggi berkarya dengan rasa manembah. Berkarya sebagai seorang Hamba kepada alam. Karya senis inilah yang disebut sebagai Karma Yoga. Bekerja tanpa pamrih. Tanpa harapkan imbalan. Karya Diri sejati.

Keyakinan

Selama ini, pada umumnya kita tidak memiliki keyakinan/kepercayaan akan keberadaan Tuhan. Kita hanya lips service. Hanya retorika agar dianggap hebat dengan mengatakan percaya kepada Tuhan. Kita lupa bahía dalas susto kitab sucia disebutkan: ‘Tuhan lebih dekat dari urat lehermu’ Mau bukti?

Bila kita sungguh-sungguh percaya, kita tidak akan berani berdusta serta melakukan perbuatan yang menyakiti atau membuat orang lain menderita. Karena sesungguhnya prinsip semua ajaran yang diwariskan oleh para suci, avatar ataupun nabi adalah satu dan sama; Perlakukan sesamamu sebagaimana dirimu ingin diperlakukan. Pendek kata; Bila tidak mau disakiti, janganlah menyakiti. Karena kita tidak lebih baik daripada orang lain. Selama kita menganggap bahwa keyakinan kita masih lebih baik daripada keyakinan orang lain, maka kita dapat dipastikan akan bersikap arogan.

Dengan kata lain, keyakinan kita hanyalah sebagai barang pameran. Kita belum melakoni keyakinan dalam kehidupan sehari-hari. Bila setiap orang melakoni keyakinannya, pastilah damai dunia ini. Karena sesungguhnya setiap orang baik adanya. Dan kebaikan terjadi berasal dari diri yang baik. ‘Do Good because you are good.’ ( The Gospel Mahamaya by Svami Anand Krishna, www.booksindonesia.com).

Kemalasan diri

Kita tidak yakin bahwa banyak orang telah banyak orang mengsalami kamanunggalan dengan Dia. Para suci dan para avatar adalah bukti nyata apa yang disebutkan kutipan di atas. Mengapa kita selalu berdalih bahwa; ‘Itu kan nabi!!!!’

Karena kemalasan diri untuk melakukan tapa atau laku spiritual untuk menggali Hakekat Diri. Kita masih saja suka menjadi budak indrawi kita. Kita masih senang dengan kenyamanan diri. Lebih parah lagi, kita sering mencari pembenaran akan perbuatan kita demi kekuasan sementara kenyamanan dunia. Inilah kemalasan diri….