Masa lalu dan masa akan datang adalah akibat karena keterbatasan manusia. Benarkah ada hari kemarin? Hari kemarin dan esok adalah permainan waktu. Perhatikan ketika kita terjebak dalam satu ruangan. Kita tidak bisa melihat apa yang ada di luar ruangan. Kemudian ruangan tersebut diputar. Kita pun merasa berputar, karena kita ada dalam ruangan tersebut.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Alihkan imajinasi kita. Kita berada di luar ruangan tersebut. Apakah kita terpengaruh ketika ruangan tersebut di putar? Sama sekali tidak terpengaruh.
Sekarang kita ganti ruangan tersebut sebagai bumi yang kita tempati. Dan bumi saat ini berputar mengelilingi matahari, dengan sendirinya kita dipengaruhi oleh putaran bumi. Inilah sebabnya kita terpengaruh waktu.
Badan kita adalah materi dari bumi. Tidak heran jika kita dipengaruhi oleh unsur waktu akibat perputaran bumi. Tetapi apakah saat kita menyatakan ‘aku’, benar sebagai badan?
Mari kita renungkan !!!
Badan kita terdiri dari milyaran sel. Setiap sel mengalami kematian kemudian pertumbuhan kembali. Hasil penelitian menyatakan bahwa seluruh sel tubuh kita mengalami re-generasi setiap 5,5 – 7 tahun. Artinya bahwa sesunggunya tubuh kita sudah berganti beberapa kali. Tetapi, ingatan kita masa kecil dan sekarang masih sama. Inilah ‘aku’.
Dengan kata lain, sesungguhnya ‘aku’ bukanlah badan. Jika ‘aku’ badan, maka dapat dipastikan bahwa tidak bisa lagi mengatakan ‘aku’. ‘Aku’ adalah keabadian. ‘Aku’ ada dalam diri setiap manusia. ‘Aku’ tidak pernah mati. Tubuh seseorang , misalnya si Fulan, bisa mati. Tetapi si Polan akan berkata: ‘Aku’ Polan. ‘Aku’ tetap eksis. Yang beda adalah identifikasi si tubuh.
Saat ‘aku’ tinggal dalam tubuh si Fulan, ia akan berkata: ‘Aku’ Fulan. Saat ‘aku’ ada dalam tubuh si Polan, ia berkata: ‘Aku’ Polan.
‘Aku’ tidak dapat dibatasi oleh waktu dan ruang. ‘Aku’ bisa eksis tanpa badan.
Kembali ke perputaran bumi. Badan bisa dikungkung atau dibatasi oleh waktu dan ruang, bagaimana dengan ‘aku’? Sang ‘aku’ tidak bisa dibatasi oleh ruangan yang disebut bumi. Ia bisa berada di luar orbit bumi.
Jika Tuhan hanya da di masa kini, semuanya yang ada hanya kekinian. Tuhan tidak eksis di masa lalu ataupun masa akan datang. Mana mungkin Tuhan eksis di masa lalu? Ataupun Tuhan eksis di masa depan.
Semua alam semesta yang kita lihat dengan mata fisik sekarang ini hanya ada di masa kini. Coba asumsikan, anda tidak berada di bumi ini. Jika kita mampu berasumsi bahwa hanya badan yang tinggal di muka bumi, tetapi imajinasi kita di luar bumi, maka yang ada hanya kekinian. Kita jadi saksi atas semua kejadian.
Inilah yang dimaksudkan sebagai ‘saksi’ dalam kalimat: ‘Aku bersaksi….’ Saksi bukanlah badan, tetapi saksi bagi keabadian.
Jika kita tinggalkan badan kemudian berasumsi bahwa kita berada di luar planet bumi, maka tiada hari kemarin ataupun esok. Semua kejadian di saat ini.
Semua galaksi, planet maupun benda lain di angkasa terjadi di SAAT INI.
Pertanyaan berikutnya: Bagaimana ada tubuh si A, B dan Z. Jika semua terjadi di saat ini, berarti bahwa kita semua berada di dunia paralel yang terjadi dalam saat ini.
Besar kemungkinan, si Fulan saat ini adalah Fulan di dunia dimensi lan dalam saat yang bersamaan.
Karena Tuhan tidak mungkin menciptakan manusia dalam keadaan sengsara, keadaan manusia bisa diubah jika ia mau. Semula hidup miskin, jika ia mau segera ia bisa mengubah kemiskinannya…
Jika saat ini kita dalam keadaan sengsara, besar kemungkinan bahwa kita bisa mengubah pada kondisi hidup lebih baik dengan memasuki atau menggantikan dengan badan atau nasib dari dunia paralel lainnya. Jika kita hidup sengsara, besar kemungkinan kita salah pilih tempat.
Bukankah planet yang saat ini eksis di semua galaksi berjumlah milyaran.
Bukankah ada kemungkinan bahwa sekian milyar planet merupakan dunia paralel manusia di bumi ini???