Ya, kata ‘agama’ sesungguhnya berasal dari Sanskrit, ‘Agamah‘ yang berarti:

Kata-Kata, atau Pernyataan Jujur para Bijak, yang bisa Dipertanggungjawabkan dan Dipercayai.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

(Yoga Sutra Patanjali by Svami Anand Krishna, www.booksindonesia.com)

Kata-kata atau pernyataan jujur dan bisa dipertanggungjawabkan berarti benar mengacu kata yang pantas dipertimbangkan dengan seksama. Tanggung jawab berarti mengacu pada hukum sebab-akibat. Hukum alam. Jujur berarti integritas. Jujur kepada siapa, tentu dikaitkan dengan hukum alam, sebab-akibat. Para bijak dapat kita katakan bijak jika segala sesuatu yang dikatakan berdasarkan atau selaras dengan hukum alam, sebab-akibat.

Integritas yang selama ini kita kanl sebagai ungkapan kata yang penuh dedikasi atau pernyataan yang benar dan tulus untuk kebaikan umum. Bukan untuk kepentingan diri. Jika kata integritas dipikirkan sebagai suatu hal untuk kepentingan diri, ini bukanlah makna integritas yang selama ini kita pahami.

Acuan dasar pikiran, kata, dan perbuatan para bijak mesti diyakini selaras dengan sifat alam semesta. Kasih. Hukum sebab-akibat juga selaras dengan hukum sebab akibat. Sayangnya, banyak orang masih belum bisa membedakan antara KASIH dan KASIHAN. Kasih bermaksudkan pendidikan atau untuk mengembangkan rasa tanggung jawab, yang tentu saja berlandaskan pada hukum alam, sebab-akibat.

Sedangkan KASIHAN sering dimaknai untuk membantu. Tetapi sesungguhnya TIDAK. Sebaliknya dengan perbuatan berlandaskan KASIHAN, kita sedang membuat orang atau anak tersebut bergantung pada kita. Dengan kata lain: TIDAK MANDIRI. Kata lebih parah: Kita sedang menjerumuskan orang atau anak tersebut ke jurang kematian. Jurang yang mematikan potensi ang ada dalam diri orang/anak tersebut. Potensi yang satu dan sama: KEILAHIAN. Bukankah Tuhan lebih dekat dari urat lehermu? Tidak ada keterpisahan………

So, jika kita menyebut diri sebagai umata yang ber ‘agamah‘, seharusnya kita melakoni segala sesuatu yang disampaikan para Bijak atau para suci atau avatar atau siapapun yang menyampaikan Kata atau pernyataan yang bisa dipertanggunjawabkan atau dipercayai.

Jika kita percaya, adalah suatu kepastian bahwa kita mengikuti dan melakoni yang dikatakan atau disampaikan. dasar kata bahwa yang disampaikan atau dikatakan dapat dipercayai adalah: ” Dipertanggungjawabkan” Tanggung Jawab berarti berlandaskan hukum SEBAB AKIBAT. Inilah hukum alam tak terbantahkan.

Singkat kata: Lakoni agamamu berlandaskan hukum sebab akibat. Bukan berdasarkan ‘KATA ORANG’ Jelas kita harus kenal kualitas ‘orang’ yang berkata. Bisa bertanggungjawab atau tidak. Berlandaskan hukum alam sebab-akibat atau tidak.

Bingung???? Inilah kata kunci untuk berkembang……

Tanpa ada kebingungan tidak ada upaya atau dorongan untuk belajar lebih lanjut…….