Dalam bahasa Sansekerta dikenal kata ‘aksahara‘. Makna atau arti kata ini adalah getaran yang abadi alias tidak pernah berakhir. Pikiran adalah getaran. Pikiran yang diungkapkan dalam kata memiliki pengaruh terhadap lingkungan. Walaupun kata itu seakan tidak bermakna, tetapi jika dibarengi dengan niatan, kata yang tampaknya tanpa makna memberikan pengaruh terhadap lingkungan. Ada satu kisah menarik di bawah ini:

Suatu ketika sekelompok orang bepergian ke suatu pantai. Pada awalnya tiada ombak pada pantai tersebut. Laut di piinggiran begitu tenang, sedikit omak halus akibat angin. Ada beberapa teman mulai berteriak, karena kelompok ini sudah kenal yang dinamakan katarsis, mereka berteriak melepaskan kemarahan dan kejengkelan. Pendek kata semua emosi negatif yang terpendam. Secara perlahan tetapi pasti, ombak mulai bergulung semakin membesar. Melihat gejala ini, seseorang yang dianggap pembimbing oleh kelompok yang sedang berteriak berkata agar menghentikan teriakan mereka. Kemudian baru sang seniar menjelaskan bahwa gelombang yang terjadi sebagai akibat teriakan mereka. Alam merespon energi negatif yang dilontarkan.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Kata yang dibarengi dengan nuansa hati atau mood tertentu memiliki getaran yang tersimpan di alam. Misalnya kita mengucapkan kata marah dengan tekanan tertentu yang muncul dari nuansa hati yang marah, getaran atau frekuensi akan tersimpan secara otomatis di alam. Berbeda dengan saat seseorang menjelaskan kata marah tetapi bertujuan menjelaskan, tanpa dibarengi nuansa hati, getarannya tersimpan dalam khasanah tanpa emosi. Demikian pula dengan kata ‘tenang’ tetapi dengan tekanan emosi marah, maka getaran kata yang dibarengi mood ini tersimpan secara otomatis di tempat yang getarannya sama dengan amarah tadi. Inilah hukum alam…

Sesungguhnya, bagaimana bahasa tercipta?

Bahasa adalah komunikasi antar manusia. Pada awalnya kita menggunakan gerak dan suara tertentu. Kemudian suara tadi disepakati sebagai ungkapan makna tertentu. Makna berasal dari pikiran. So, bahasa adalah ungkapan pikiran. Untuk mengetahui kualitas bahasa tentu diketahui dari kesadaran pikiran kelompok tersebut. Jika kesadaran mayoritas masyarakatnya berkesadaran, tentu bahasanya juga bernuansakan kesadaran kolektif masyarakatnya.

Bahasa digunakan untuk mantra. Dengan demikian sesungguhnya mantra tertentu memiliki gelombang atau frekuensi tertentu. Bila mantra dengan bahasa tertentu diucapkan ribuan, ratusan ribu bahkan jutaan kali, dengan sendirinya di alam akan menyimpan gelombang atau getaran energi sejenis. Saya menyebutkannya sebagai pusaran eneri atau the cluster of energy. Pemahaman saya sampai pada kesimpulan bahwa jika kita mengucapkan mantra dengan tepat, sesungguhnya kita sedang terhubung dengan kekuatan di alam dengan frekuensi yang sama.

Tidak hanya getaran bahasa, tetapi juga keyakinan pada sesuatu beserta segala ritual yang dipercayainya akan menciptakan pusaran energi sejenis. Tanpa sadar tentang permainan energi ini, kita sering melakukannya sekedar ikutan. Tanpa sadar sesungguhnya kita sedang meng-akses dalam cluster of energy golongan tertentu. Ini sangat berbahaya… Jika pemahaman kelompok atau golongan tersebut tidak selaras dengan alam, mayoritasnya, kita bisa terseret ke dalam lingkaran pusaran energi yang mungkin tidak kita sepakati atau setujui.

Mungkin banyak orang mengatakan, bagaimana membuktikan hal di atas?

Sangat sulit membuktikan secara ilmiah, tetapi ada link video yang pernah dilakukan ini. Inilah efek getaran suara.

Belajar memahami getarn suara dan efeknya pada diri kita akan menjadikan kita lebih waspada akan bahaya dan manfaat bergaul. Jika ingin mendapatkan kemuliaan hati atau jiwa, bergaulah dengan mereka yang selalu berbicara dan melakukan kemuliaan diri. Kenalilah Diri, maka kau kenal Tuhan mu..