Aku ada

Jika judul di atas: ‘Aku ada sebelum Muhammad ‘ membuat seseorang marah, maka ia masih sangat sempit memaknai arti nama. Aku Muhammad… Kata ‘Aku’ ada sebelum nama… Nama yang digunakan oleh begitu banyak orang sebagai identitas diri.

Nama yang ada di atas saat ini dimiliki atau telah digunakan oleh banyak orang. Bahkan tidak terhitung jumlahnya. Berbagai orang dari berregai bangsa menggunakan nama tersebut sebagai identitas diri pribadi.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

‘Aku’ sesungguhnya abadi adanya. Muhammad, Marhento, Ali, Daud, dan lain nama identitas diri dalam pergaulan sebagai jasad atau tubuh kasar yang bisa mati. ‘Aku’ bukan pula perasaan ataupun pikiran. Perasaan atau pikiran sangat amat singkat perubahannya. Tubuh masih lebih lama; 5,5 – 7 tahun setiap sel tubuh kita berganti. Dengan kata lain, sesungguhnya tubuh kita  sudah berganti 6-7 kali selama ini. Letika umur kita 5 tahun dapat dipastikan tidak sama dengan tubuh yang saat ini kita tempati atau tinggali.

Keterbukaan

Aku ada sebelum suatu nama tertentu sangat tepat. Bukankah benar adanya? Sebutan kata ‘Aku’ sebelum nama; dalam hal ini Muhammad?

Bila kita memikirkan atau mengkaitkan dengan nama idola kita, kita akan menjadi berang atau marah. Ujungnya melakukan tuntutan dengan pasal penistaan. Semua bermula dari kesalahan persepsi pikiran kita. Bila kita mau membuka wawasan pandangan, keterbukaan ini bisa menciptakan kedamaian di dunia ini.

Sayangnya, pikiran senang kita tutupi. Bukan orang lain yang menutup pikiran kita, melainkan kita sendiri. Hijab ketertutupan pikiran adalah ciptaan kita sendiri. Kita selama ini lupa telah membudakkan diri kepada tuan pikiran. Dunia ini tenang atau damai karena ulah pikiran. Dengan kata lain. dunia yang saat ini kita anggap kacau juga mencerminkan kekacauan pikiran kita bersama.

Tuhan pun sembunyi

Jiwa menjebakkan dirinya dalam diri manusia. Bila kita mau membuka wawasan, sesungguhnya Dia; bukan pria atau wanita bersembunyi dari kejaran manusia. Manusia selalu mencari Tuhan untuk minta ini dan itu. Mulai dari istri, jabatan, dan harta. 3 ‘TA’, semuanya minta kepada Tuhan. Untuk menghindari manusia yang serakah karena selalu minta, maka Tuhan pun sembunyi.

Dia Maha Pintar adanya. Dia tahu bahwa manusia akan mengejar Nya kemanapun Dia berada. Dan bila Tuhan berada di suatau tempat berarti Tuhan lebih kecil atau sempit dari tempat tersebut. Dengan kata lain, bila kita bisa bertemu Tuhan di sustu tempat, maka yang kita jumpai bukanlah Tuhan. Pasti hantu.. tuhan…tuhan…. tu… han…tu….

Di atas segalanya, Dia maha tidak terjangkau. Dan Dia juga tahu tempat yang paling aman bersembunyi adalah yang paling dekat. Oleh karenanya, Dia lebih dekat dari urat lehermu…. Ha…. ha….ha….

So, jangan terjebak judul. Bila baru baca judul, kemudian kita langsung membuat laporan bahwa tulisan ini merupakan penistaan, ketahuilah bahwa kita masih jadi budak pikiran kita sendiri yang sempit….