Antara lapisan tubuh yang disebutkan sebagai Anamaikosha dan lapisan pikiran yang disebut sebagai Manamaikosha terdapat lapisan kesadaran yang disebut sebagai Pranamaikosha. Ya, itulah lapisan kesadaran, bukan lapisan yang bisa diraba. Memang antara lapisan-lapisan kesadaran sangat sulit dibedakan secara nyata. Kadang kita merasakan saling bercampur aduk. Yang bisa membedakan adalah hanya Dia yang bersemayam dalam diri manusia, Sang Aku.

[ecp code=”Post”]

Secara tidak kita sadar sesungguhnya kita seringkali bisa membedakan, ini perbuatan baik, yang itu perbuatana buruk. Siapa yang membedakan? Inilah suara alam kebenaran. Suara alam kebenaran adalah suara sejati dalam diri manusia. Ia berada dalam fakultas Viveka, bagian yang bisa memilah dan memilih. Yang menjadi pertanyaan, ‘Mengapa kita seringsekali terjebak atau terbawa ke arah yang tidak selaras dengan jati dari manusia, kemurnian. Kita terbawa atau terseret nafsu sehingga melakukan keburun yang tidak selaras dengan sifat alam, berbagi dan kasih?’

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Karena semuanya ini memang permainan Dia. Memperhatikan gejala ini, saya sering sekali tertawa geli ketika kita minta tolong pada Tuhan agar kita dibebaskan dari kejahatan atau dari godaan setan. Kita seringkali lupa bahwa semua hal itu dalam Dia. Tiada sesuatu pun di luar Dia. Saat ada yang mengatakan bahwa kita bisa menyembah, sebagaimana kita memaknai gerak menyembah secara fisik, berarti ada dua individu yang sejajar, mungkinkah?

Saat meminta pertolongan pada Tuhan agar kita dilindungi dari kejahatan, sadarkah kita bahwa saat itu kita sedang menduakan Tuhan. Ada Tuhan yang kita anggap Tunggal, tiada yang menyamai, di sisi lain ada setan yang kita anggap sebagai makhluk penggoda atau pengganggu. Mungkin kah demikian? Cara berpikir seperti ini adalah pola pikir yang masih menganggap Tuhan sebagai sosok yang bertubuh. Masih seperti inikah pola pikir kita? Jika hal ini memang menjadi cara berpikir anda, maka tulisan ini bukan dimaksudkan bagi anda. Silakan tutup artikel ini.

Prana adalah energi yang memberikan manusia hidup. Arti dari hidup adalah bergerak dan berpikir. So, yang membuat manusia hidup bukanlah roh atau pun yang saya dulu sebutkan nyawa. Apalagi Tuhan. bagi saya Tuhan atau Sang maha Jiwa adalah  wadah atau tempat sehingga menjadikan semua yang bisa kita sentuh dan rasakan terjadi. Tanpa layar, apa yang bisa ditonton dari film yang kita putar? Seperti itulah Keberadaan Dia.

Prana lah yang menghidupi manusia. Saat prana pergi dari tubuh kita, saat itu tubuh kita disebut mayat atau Prani. Mayat adalah manusia tanpa life force atau daya hidup atau prana. Apakah Prana ada ada dalam setiap benda? Ada… Tanpa adanya prana bahkan batu pun tidak bisa lapuk. Si batu akan abadi sebagai batu. Realitanya? Ia terkena panas serta dingin. Hujan dan matahari, lama kelamaan terurai menjadi bubuk yang kemudian jadi pasir.

Dengan memahami hal ini, saya semakin jelas bahwa apa yang disebut Tuhan oleh manusia semakin tidak jelas. Selama ini, saya juga beranggapan bahwa Tuhan bisa dimintai bantuan, namun dalam berbagai tradisi, para suci dan avatar juga menyatakan bahwa Dia ada dalam dan luar diri/tubuh manusia. Berita baiknya adalah bahwa Tuhan pun hanya berperan sebagai saksi atas semua perilaku manusia. Sama sekali tidak terlibat.

Saya teringat pesan suci seorang Resi, AKU bersaksi. Saat kita menyatakan diri sebagai saksi, kita tidak terlibat. Betapa dalam makna dari AKU bersaksi. AKU dalam kalimat ini sangat dalam. Bukan aku sebagai tubuh, energi atau pikiran. tetapi AKU sebagai layar yang tidak tercemar. sadarkah kita hal ini? Atau hanya bisa mengatakan dengan mudah, aku bersaksi. Inilah sebabnya pesan Resi tersebut menjadi pembenaran atas tindakan menghakimi orang lain. Karena si pelaku tidak dapat memahami apa makna dan konsekuensi ucapannya. Inilah yang disebut pembeo atau robot…

Prana lah yang membuat semua di alam ini berubah dan hidup. Prana juga yang membuat manusia bisa membuang air besar dan kecil. Prana atau daya hidup yang membuat manusia berpikir. Tanpa prana, mind atau gugusan pikiran kita tidak bisa berfungsi. Prana bukanlah nafas, tetapi dalam nafas mengandung atau eksis yang disebut prana.

Ini semua sebagai bahan perenungan saya. Silakan berpikir dan berpendapat berbeda… Inilah alam berwarna pelangi, penuh perbedaan tetapi indah…

[ecp code=”Post”]