Aku jadi laki jika ada dalam tubuh seseorang yang disebutkan atas kesepakatan bersama sebagai pria. Aku jadi wanita jika ada dalam tubuh atas kesepakatan bersama disebut sebagai wanita.
Dan aku disebutkan jadi ‘itu’ ketika ada dalam benda. ‘Itu’ meja. ‘Itu’ kursi dan lain sebagainya.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Yang manakah yang tepat?
Yang tepat ya, sebut saja sebagai ‘ITU’. ‘ITU’ bukan menyebutkan jender. Bukankah meja, kursi, bantal, guling dan lain sebagainya tiada ber-jender?
Aku: Bagio
Aku: Wulan
Aku: Parto
Aku: Paula…….
Saat Paula tubuhnya mati, bukankah si Wulan tetap berkata: ‘Aku’ Wulan…. ‘Aku’ Parto…
‘Aku’ tetap eksis…….
Bukankah ‘aku’ tidak berubah walaupun di dalam tubuh pria atau wanita?
Jika meja atau kursi atau benda lainnya bisa berbicara, meraka juga akan mengatakan: ‘Aku’ meja/kursi…
Singkat kata: ‘Aku’ dan ‘Itu’ adalah dzat yang sama: Tuhan.
Dia meliputi alam semesta dan ada dalam setiap benda…
Dia yang membentuk tubuh manusia dari 5 unsur: Api; Air; Tanah; Udara; dan Ruang. Tanpa ruang ke empat unsur lainnya tidak bisa eksis. Dia juga yang menguraikan tubuh manusia menjadi 5 unsur lagi. Mungkin ada yang bertanya atau bingung.
Mari kita ilustrasikan dengan air.
Air terdiri dari 2 unsur kimia: Oksigen dan Hidrogen. Untuk membentuk air dari unsur kimia Oksigen dan dan oksigen tidak bisa begitu saja dicampur kemudian terbentuk air. Harus ada unsur listrik sebagai katalisator.
Demikian juga sebaliknya. Saat air akan diuraikan menjadi Oksigen dan hidrogen harus ada energi listrik sebagai katalisator.
Kehadiran Sang Maha Energi untuk pembentukan dan penguraian tubuh manusia tetap ada. Lantas mengapa manusia mati. Manusia mati karena pikirannya tidak mau lagi tinggal di badan. Selain itu, tubuh juga habis masa pakainya atau expired. Setelah sekian kali mati, akhirnya tubuh mati secara permanen. Bukankah setiap 5-7 tahuh sel tubuh kita berganti? Inilah yang dimaksudkan tubuh yang mati. Jadi sel-sel tubuh kita pada usia 20 tahun tidak sama dengan sel tubuh manusia saat umur 5 tahun.
Jiwa atau Tuhan tidak pergi kemana-mana, tetap ada saat manusia hidup atau mati.
Apakah jiwa sama dengan Tuhan?
Ada yang disebut Jiwa individu. Jiwa yang saat ini tinggal dalam tubuh manusia. Kumpulan jiwa-jiwa individu disebut ‘PURUSA’. Sumber PURUSA adalah Sang Maha Jiwa Murni.
Ibarat air laut.
Saat air laut terpercik kemudian bercampur dengan air biasa. Kemudian dikonsumsi manusia. Setelah itu dibuang ke sungai atau selokan. Pada akhirnya kembali ke laut juga. Suatu perjalanan panjang untuk kembali ke sumber Nya.
Saat Jiwa dalam tubuh manusia, ia menyebut diri sebagai ‘aku’. Saat dalam benda, oleh manusia disebut ‘itu’
Ke duanya dzat yang sama: JIWA yang sedang mengembara atau menjadi pengisi badan…..