Ketika seekor anjing menggigit manusia, kita beramai-ramai lantas menghakimi dan berteriak: ‘Dasar anjing gila.’ Kemudian kita memburunya. Sebaliknya, ketika manusia membunuh hewan yang tanpa batas banyaknya hanya untuk konsumsi, kita menganggapnya wajar.

Kewajaran yang kita ciptakan sendiri. Karena sifat kewajaran itu biasa terjadi, maka kemudian dianggap biasa. Kita seringkali melihat seseorang atau bahkan banyak orang memburu makanan yang dianggap enak. Bahkan dianggap sutu kelumrahan ketika di suatu kota kita berburu kuliner hanya untuk memuaskan lidah. Apalagi di saat liburan lebaran, kita begitu rakus memuaskan lidah, walaupun perut kenyang.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Dalam ketidaksadaran, kita membenarkan tindakan yang karena kebiasaan dilakukan oleh banyak orang, kemudian dianggap kewajaran. Sebagian orang bahkan menganggap tidak wajar ketika ada orang yang mencari tempat untuk menemukan ketenangan diri dengan cara-cara yang tidak lazim.

Ada suatu kelompok mencari kebahagiaan dengan latihan tertentu yang sesungguhnya jika dikaji secara ilmiah sangat masuk akal. Tetapi karena kelompok ini hanya segelintir orang, kemudian dianggap minoritas yang melakukan penyimpangan. Di sini yang lucu.

Yang dilakukan kelompok ini merupakan sesuatu yang tidak melawan arus. Sebaliknya jika mau diteliti secara ilmu pengetahuan sangat layak. Mereka melakukan sesuatu yang melampaui arus. Mayoritas orang dalam arus menuju ke arah yang saat ini sudah dicapai oleh kelompok ini. Namun karena yang dilakukan oleh kelompok ini belum umum dilakukan oleh golongan mayoritas, maka dianggap melawan arus.

Ibaratnya kita sedang berlayar atau naik perahu menuju ke laut. Nah, kelompok ini sudah sampai di laut lepas yang tanpa batas. bagi golongan yang masih di daerah sungai, apa yang dilakukan segelintir kelompok ini tidak wajar. Bagi mereka yang sudah berada di lautan lepas tidak ada arah lagi. Mereka bisa menarikan arah kapal ke segala penjuru. Mereka sudah menggapai kebebasan sejati.

Namun, bagi golongan mayoritas yang naik kapal menuju ke lautan bebas tidak ada pilihan lain. Satu arah saja.

Bebas bukan berarti berbuat semaunya. Bebas terhadap aturan yang dibuat oleh manusia. Kebebasan kelompok minorotas ini adalah kebebasan terhadap kelayakan atau kewajaran. Salah satu contoh…….

Kelompok yang bebas menentukan bahwa makan hewan adalah tindakan berbuat kekerasan. Kelompok minorotas ini memandang bahwa dalam daging hewan terkandung banyak emosi terpendam sehingga kemudian mempengaruhi juga emosi dalam diri mereka. Dan hal ini sudah terbukti secara nyata dalam kehidupan. Pandangan kelompok minoritas ini memiliki prinsip bahwa perlakukan makhluk lain sebagaimana diri mereka ingin diperlakukan. Mereka hidup selaras dengan alam. Karena cara pandang ini dianggap tidak umum, maka dianggap melawan arus. Namun jika kita berpikir lebih jauh, bukan kah bumi ini bisa bertahan bila kita bisa hidup berdampingan dengan alam?

Bencana terjadi karena kita tidak bisa hidup berdampingan dengan alam. Secara ilmiah dan dibuktikan dalam bentuk penelitian, ternyata kontribusi terbesar pemanasan global sebagai akibat hewan yang dikonsumsi manusia…

Ah…………. Anjing gila…………