Pikiran hanya eksis saat ini. Sesaat kemudian, pikiran sudah jadi memori atau ingatan. Ketika otak masih ada, pikiran masih bisa eksis. Saat otak sebagai mesin untuk memproduksi gelombang tiada, pikiran juga berhenti. Otak adalah perangkat untuk ekspresikan diri. Tanpa adanya otak, evolusi kesadaran tidak berlangsung.
Kumpulan pikiran disebut mind. Satu pikiran disebut thought. Ketika melihat cewek cantik atau pria tampan, otak berpikir. ‘Wanita cantik atau pria tampan.’ Namun jika pikiran terus berlanjut: ‘ Rumahnya dimana, masih jomblo atau berkeluarga, nomor telephone berapa.’ Dan lain sebagainya, inilah yang disebut sebagai gugusan pikiran atau mind. Semua gugusan pikiran tersimpan dan dapat di akses saat hidup. Setelah meninggal, gugusan pikiran ini tersimpan dalam satu file. Kumpulan file ini ada dalam DNA manusia…
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Dalam buku NeoSpiritual Hypnotherapy yang dituliskan oleh Anand Krishna disebutkan bahwa:
‘Gugusan pikiran masih berupa materi yang sangat halus. Inilah sebabnya Sang Budha Sidharta menyebutnya dhatu. Ketika gugusan pikiran bertemu dengan otak, maka terjadilah gelombang. Benturan antara dua materi menimbulkan gelombang. Jika kualitas mind semakin halus, maka gelombang akibat benturan dua materi menghasilkan gelombang.’
Jadi sesungguhnya, yang terjadi bukanlah gelombang pikiran, tetapi gelombang akibat berinteraksinya dua materi; otak dan mind atau gugusan pikiran.
Bagaimana ketika seseorang mati?
Ketika seseorang meninggal, aktivitas pikiran tidak ada lagi. Karena otak sudah berhenti berfungsi. yang tinggal adalah memori atau gugusan pikiran yang lalu. Mengapa demikian?
Seseorang yang meninggal hanya tersisa badan halusnya. Mereka tidak lagi bisa berpikir karena denyut otak tidak ada lagi. Saat itu mereka amat sangat jujur. Mereka jadi saksi atas segala perbuatannya di dunia. Saat itu ia menyadari bahwa selama kehidupan banyak kekeliruan yang dilakukan. Oleh karenanya, maka si badan halus berniat untuk lahir kembali sebagai upaya melakukan perbaikan kehidupan masa lalunya. Tentang hal ini sudah saya ulas di artikel ini dan juga ini.
Yang masih ada, ketika tubuh kasar seseorang meninggal, hanyalah memori hasil gugusan pemikiran di saat masih hidup, perasaan, dan emosi. Inilah yang disebutkan sebagai roh. Gugusan pikiran, perasaan, dan emosi. File berupa ingatan atau memori dari gugusan pikiran tetap eksis sampai kapanpun.
Ketika seseorang telah meninggal, ia tidak lagi bisa berpikir. Yang tinggal hanyalah memori atau semua ingatan tentang kehidupannya. Karena otak dan pikiran sesaat tidak lagi, maka benturan sebagai hasil interaksi, maka gelombang akibat interaksi pun tiada.
So, pikiran hanya eksis saat manusia hidup. Ajaibnya, otak bukan lah pikiran tetapi alat atau instrumen untuk beroperasinya pikiran. Tanpa otak, pikiran tidak ada.
Apakah yang disebut pikiran?
Pikiran adalah intelejensia atau kecerdasan Ilahi yang belum mentranformasikan dirinya sendiri. Awalnya intelektual kemudian atas kemauannya sendiri, ia bertransformasi menjadi intelejensia. kecerdasan Ilahi yang sifatnya selaras dengan sifat alam.
Dia Yang maha Tunggal berkeinginan untuk membelah diri Nya sendiri. Ketika itu terjadi, muncul lah yang disebutkan sebagai dua litas.
Dari Hyang Tunggal membentuk diri dalam dua litas, dan pada akhirnya manunggal lagi. Inilah proses kehidupan.
Mohon maaf jika membuat anda pembaca bingung.
Saya juga bingung koq……