Kematian tubuh tidak berarti kematian bagi jiwa. Jiwa terikat oleh mind, gugusan pikiran dan perasaan. Jika di dunia tidak bahagia, jangan berharap setelah kematian tubuh sang jiwa bahagia.
Bahagia adalah tuntutan sang jiwa. Itulah jati diri sang jiwa. Bahagia sejati adalah sifat aslinya. Bahagia berarti bebas dari ketergantungan. Bebas dalam ekspresi yang kreatif. Kreatif bermakna jika ada yang diciptakan bermakna bagi evolusi jiwa, kemerdekaan dan kebahagiaan.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Sering kita mengatakan kebahagiaan saat menempuh perkawinan. Benarkah itu rasa bahagia? Bukan. Sama sekali itu Bukan Kebahagiaan sejati. Rasa bahagia yang muncul atau terjadi dengan sendiri nya bukan karena sesuatu. Terpenuhi nya keinginan menghasilkan rasa kepuasan atau kelegaan. Sama sekali Bukan kebahagiaan. Rasa kelegaan yang terjadi ketika seseorang menikah merupakan terpenuhi nya tuntutan keinginan untuk memiliki. Penguasaan atau kepemilikan terhadap sesuatu bukanlah sifat sang jiwa.
Jiwa bebas adanya. Tidak dimiliki dan tidak ingin memiliki. Ketidak terikatan inilah kebahagiaan sejati. Bagaikan sifat bunga dan burung di alam bebas. Mereka menari dan berkicau karena bahagia. Ada pengalaman menarik seorang teman meditasi.
Suatu ketika ia melakukan latihan meditasi. Saat itu ia mendengar suara kicauan burung yang sangat merdu. Ia begitu ter pesona atas suara kicau burung. Tiba-tiba muncul rasa bahagia yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Tanpa disadari dari mulut nya menirukan suara kicauan burung. Timbulnya rasa bahagia yang luar biasa mendorong keluar tirian suara burung. Dengan kata lain membuktikan bahwa kicauan suara burung yang indah sebagai bukti ungkapan dari rasa bahagia. Bukankah pohon juga menari sebagai ungkapan rasa bahagia memuji keindahan Nya?
Ketika di dunia hidup dengan tubuh bertujuan untuk merasakan kebahagiaan sejati. Rasa bahagia sejati adalah berkah Ilahi. Sejati nya sifat asli setiap insan adalah bahagia tanpa upaya. Karena tertimbun oleh nafsu kenyamanan dunia, maka kemuliaan Ilahi tertutup. Segala latihan dan tapa yang dilakukan oleh manusia selama hidup adalah mengupas timbunan yang terjadi karena kenyamanan duniawi. So, rasa bahagia sejati adalah inherent pada diri manusia. Tidak perlu dicari hanya butuh disadari.
Selama masih berbadan kita bisa berbahagia, tidak disangkal lagi setelah tanpa tubuh kita juga bahagia. Rasa bahagia tanpa keterikatan setelah kematian tubuh akan sama rasanya dengan saat masih berbadan. Rasa bahagia bukan karena benda yang tidak abadi sifatnya. Rasa bahagia yang juga bisa membuat sesama makhluk bahagia. Itulah kebahagiaan sejati. Inilah sebabnya para hewan begitu dekat dan tidak takut pada Santo Fransiskus Asisi. Undangan dari sang jiwa murni senantiasa memancar dari dalam diri Sang Santo….
Hiduplah bahagia maka dirimu pun akan bahagia setelah kematian…..