Bangkitkan Keilahian Diri Berarti Tidak Bergantung Terhadap Kekuatan Di Luar Diri Sehingga Memperlemah Jiwa
Banyak cerita kosong yang membuat kita begitu bergantung pada keadaan di luar sehingga lupa bangkitkan Keilahian Diri. Begitu santer cerita mitos tentang Satrrio Piningit, Ratu Adil, serta Imam Mahdi, ataupun lainnya. Namun bagi saya, sesungguhnya cerita kosong ini akan membuat kita menjadi lemah.
Cerita mitos ini adalah bentuk pembodohan. Pembodohan bagi mereka yang ingin menciptakan perbudakan. Mitos Imam Mahdi boleh saja didengarkan bagi mereka yang tidak ingin bangkit dari mimpi pembodohan. Memang kenyataannya kita akan dibuat hidup dalam budak. Bila kita cermati, banyak tangan tak terlihat atau Invisible Hand, tidak akan senang Nusantara atau Indonesia bangkit menjadi negara yang mandiri, atau bila saya mengutip Bapak Bangsa Ir. Soekarno dengan semboyannya : BERDIKARI. Berdiri di atas kaki sendiri. Dengan kekayaan alam kita serta kesuburan alamnya, kita bisa memiliki kemandirian pangan. Salah manajemen atau pengelolaan lahan subur seperti pulau Jawa dan Sumatra sangat potensial untuk lumbung pangan. Luas laut yang kita miliki amat sangat memungkinkan untuk menjadi produsen ikan laut, bisa menjadi eksportir ikan terbesar.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Cerita mitos ini dihembuskan oleh mereka yang tidak ingin manusia sadar akan jati dirinya. Banyak orang meramalkan bahwa Imam Mahdi atau Ratu Adil atau Satrio Piningit akan hadir di akhir zaman. Pertanyaannya, akhir zaman siapa?
Tidak bakal ada yang disebut AKHIR JAMAN. Akhir zaman si pembaca? Jika demikian, saat kematian tiba akan ada bentuk kesadaran bahwa ternyata mitos ini bentuk pembodohan. Saat itu, kita terlambat menyadarinya. Dan tidak disangkal, mind, pikiran dan perasaan akan memberontak dan akan lahir lagi untuk memperbaikinya.
Satrio Piningit adalah ‘sanepan’ atau perumpamaan bagi manusia yang belum sadar akan jati dirinya. Boleh saja anda tidak percaya akan yang saya tuliskan saat ini. Tetapi, coba renungkan. Apa untungnya saya menuliskan bahwa Imam Mahdi atau Satrio Piningit atau Ratu Adil adalah mitos yang dihembuskan oleh mereka yang tidak ingin anda sadar akan kemampuan diri untuk menjadi satrio itu sendiri? Sesungguhnya percikan Ilahi lah yang membuat kita hidup. Inilah yang disebut cara bangkitkan Keilahian Diri yaitu dengan menyadari kehadiran Nya dałam diri kita semua, pantas kah kita bergantung terhadap orang lain?
Satrio adalah jiwa kesatria yang sadar bahwa setiap perbuatan adalah tanggung jawabnya sendiri. Seorang satria tidak akan mencari kambing hitam akan derita yang dialaminya. Ia akan bertanggung jawab akan perbuatannya sendiri. Seorang satria akan berbuat demi kepentingan banyak orang. Ia tidak akan memberikan prioritas bagi keuntungan dirinya sendiri. Ia akan lebih mengutamakan kepentingan publik daripada kenyamanan bagi diri sendiri.
Ratu Adil pun demikian. Seorang yang mengaku dirinya Ratu Adil, ia akan mengadili dirinya sendiri terlebih dahulu. Setelah ia mampu mengadili dirinya dari perbuatan yang mengutamakan kepentingan diri sendiri, baru berani mengadili orang lain. Dengan kata lain, seorang ratu adil selalu mawas diri agar tidak melakukan perbuatan yang merugikan orang lain. Ia memiliki prinsip: ‘Janganlah perbuat yang orang lain tidak suka perbuat bagi dirinya’. Inilah prinsip keadilan. Seorang Ratu Adil memiliki kemampuan untuk memimpin diri sendiri terlebih dahulu. Ia tidak akan bertindak semaunya.
Sifat ratu adil dan satrio tersebut saat ini tersembunyi dalam hati manusia. Siapa yang memingit atau menyembunyikan? Rasa takut manusia itu sendiri. Takut terhadap apa? Segala jenis rasa takut yang kita miliki, seperti : Takut tidak diakui oleh orang lain. Takut miskin. Takut direndahkan. Dan lain ketakutan ciptaan masyarakat sekitar. Masyarakat yang ingin memperbudak diri kita. Segala macam ketakutan yang terjadi karena ego….
Inilah hipnosis massal. Ingat yang dikatakan oleh Hitler. ‘Suatu kebohongan dikatakan seratus kali, suatu ketika kebohongan ini dianggap kebenaran’. Sekarang mari kita perhatikan: Berapa ratus kali hembusan akan datangnya Satrio Piningit atau Ratu Adil atau Imam Mahdi!!!! Ribuan kali bukan? Jadi tidak mengherankan jika mitos pembodohan ini dianggap jadi kebenaran.
Mengapa masih saja mengandalkan atau bersandar pada kebohongan mitos tersebut? Mengapa tidak percaya juga pada pesan para suci yang dikirimkan untuk mengingatkan kesejatian diri kita. Inilah pesan universal : ‘ Tuhan berada lebih dekat dari urat lehermu ‘
Artinya tidak ada keterpisahan antara Tuhan dan manusia. Tuhan adalah yang maha hidup. Hiduplah sebagai seorang satria. Hiduplah sebagai seorang ratu adil yang sap mengadili diri sendiri terlebuh dahulu. Kebangkitan kesadaran seperti inilah sesungguhnya sehingga manusia tidak bergantung pada siapa pun juga. Lahir, hidup, dan mati sendiri.
Bertanggung jawablah pada perbuatan sendiri. Inilah jiwa satria. Jika masih mengandalkan sosok satria piningit atau Imam Mahdi berarti kita belum sadar bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita adalah akibat perbuatan sendiri. Bukan kah ini juga tidak selaras dengan pesan Jesus? Setiap orang memikul salibnya sendiri. Dengan kata lain, setiap orang harus bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Jangan mencari kambing hitam. Kasihan juga si kambing hitam jadi korban perbuatan kita yang tolol.
Dalam salah satu kitab yang ditinggalkan oleh seorang uyusan menorehkan pesan sebagai berikut: “Setiap anggota tubuhmu bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri”
Selain itu, jika kita masih mempercayai bahwa Imam Mahdi atau Ratu Adil atau Satrio Piningit akan datang akan membuat kita terlena untuk bangkitkan keilahian diri, jadi sesungguhnya kita mengingkari pesan para suci yang sesungguhnya juga manifestasi Nya. Perubahan suatu bangsa terjadi jika bangsa atau manusia tersebut mau mengubah nasibnya sendiri. Pesan yang semestinya membuat kita sadar bahwa hembusan Imam Mahdi atau Satrio Piningit atau Ratu Adil bertentangan dengan pesan para suci dan nabi….