Itulah satu-satunya tujuan kelahiran manusia…..
Berita baiknya adalah bahwa hanya kita sendiri yang bisa membebaskan roh kita. Tiada seorangpun di muka bumi ini bisa melakukannya.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Ketika Roh Merasa Bebas, ia bisa menentukan apa yang ‘terbaik’ untuk dilakukan dalam masa kehidupan berikutnya. Saat itu intelegensia yang bekerja. Ia bisa memilah dan memilih yang ‘terbaik’ bukan saja bagi ‘diri’nya, tetapi juga bagi seantero alam. Karena dalam kebebsannya itu ia merasakan kesatuan dan persatuan dengan semesta.
(Dikutip dari buku Swami Anand Krishna, Kearifan Mistisme diterbitkan oleh Gramedia)
Roh terdiri dari mind dan perasaan. Mind harus berubah menjadi intelejensia. Jika hal ini terjadi, maka roh memiliki kesadaran bahwa dirinya bisa memilih dan memilah keputusan terbaik bagi dirinya, lahir atau tidak. Namun kesadaran roh ini didasarkan pada kepentingan alam semesta. Inilah yang terjadi pada para avatar dan para suci saat terakhir kematian.
Tidak mudah membebaskan roh dari keterikatan duniawi. Mind yang belum mentransformasikan dirinya menjadi budhi atau intelejensia memiliki muatan bendawi. Banyak obsesi yang belum terpenuhi pada saat kehidupan di bumi. Sehingga seluruh bahan baku dari mind berupa materi keduniawian. Tidak heran jika materi ini memiliki bobot. Ia materi yang sangat halus. Setiap sel dalam tubuh kita memiliki mind. Inilah sebabnya manusia memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Caranya amat mudah: Berkomunikasilah secara intensif dengan setiap sel tubuh anda.
Sejatinya roh adalah bebas. Sayangnya, banyak manusia belum memahami hal ini. Pada awalnya sebelum lahir atau jelang kematian terakhir, roh memiliki kesadaran akan segala hal yang telah dilakukan di bumi. Saat itu ia sadar bahwa ia melaukan kesalahan akan segala perbuatannya di bumi. Ia telah mengingkari tujuan kelahiran di bumi, mengubah mind menjadi intelejensia. Mind adalah gugusan pikiran yang hanya mementingkan golongan, kelompok, serta diri sendiri. Inilah ego yang hanya melihat atau mempertimbangkan keuntungan ataupun kerugian dari segi kekuasaan serta materi. Termasuk mereka yang hanya memikirkan perbuatannya untuk mendapatkan pahala surga.
Pertanyaanya: ‘Siapakah yang menyatakan bahwa mind harus mengubah dirinya menjadi buddhi atau intelejensia?’
Tiada lain tiada bukan adalah juga dirinya sendiri. Jadi sesungguhnya tataran atau level mind maupun intelejensia juga harus dilampaui. Mind serta intelejensia belum akhir dari perjalanan. Intelejensia merupakan lapisan kesadaran akhir sebelum menjadi kesadaran murni. Kesadaran murni atau jiwa inilah Sang Pemilik serta pencipta alam semesta. Bahkan besar kemungkinan, ia sendiri bingung akan dirinya. Buktinya???? Alam terus berkembang tanpa ada batasan.
So, setiap orang yang bingung akan keberadaan di bumi, bukan karena bingung memikirkan kebutuhan untuk hidup dan kenyamanan dunia, ia dalam perkembangan selaras dengan alam semesta. Perubahan tiada akhir. Inilah keabadian.
Bahan baku daripada mind serta intelejensia adalah Sang Maha Jiwa. Itu juga asumsi saya. Karena saya sendiri juga ga tahu. Jika saya tahu, berarti ada yang betul. Karena saya tahu suatu benda bila dan bila saya terpisah dari benda tersebut. Jika kita di dalam benda tersebut, mungkinkah kita tahu wujud benda tersebut??? Bingung????
Sudah tepat jika anda bingung. Kebingungan akan diri menjadi booster atau pendorong agar terus menggali ke dalam diri. Ingat bahwa Dia tidak dapat ditemukan di luar diri. Pencaharian keluar diri semakin menjauhkan kita dari Sang Maha Sumber Murni. Keserakahan akan kepemilikan benda dunia serta kekuasaan semakin menjauhkan kita dari Diri sejati.