Belum punya anak???

Tidak masalah!!!!

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Mengapa???

Apakah kita hanya hidup hanya untuk anak atau memiliki anak? Bagaimana jika memiliki anak pun kita hidup sengsara karena anak?  Bukankah banyak kejadian di sekitar kita demikian. Bahkan ada beberapa kejadian seorang bapak kandung menyetubuhi anaknya sendiri sampai hamil. Ada lagi contoh lain, seorang anak membunuh atau berbuat kekerasan terhadap oarng tua sendiri? Pertanyaannya, mengapa hal ini bisa terjadi?

Kesiapan orang tua dalam hal memahami anak. Ada yang berpendapat bahwa anak adalah miliknya sehingga ia bisa berbuat apa saja terhadap anak sendiri, termasuk menentukan pilihan terhadap kepercayaan yang dianutnya. Inilah ketidaksadaran bahwa si anak memiliki jalur kehidupan sendiri. Bukankah si anak juga memiliki jiwa dan takdir atau akibat perbuatan sendiri? Siapa diri kita sehingga bisa berbuat semaunya pada anak kita?

Khalil Gibran pernah mengatakan bahwa kita hanyalah sarana bagi kelahiran anak kita. Dan tentu saja ada tujuan lain dari sang jiwa individu pada setiap anak lahir melalui kita. Ada yang menarik dari suatu cerita. Suatu ketika si anak lahir melalui sepasang orang tua, tetapi karena ia merasa bahwa pilihannya salah, ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Kisah selelngkapnya disini.

So, dengan demikian kita bisa mengubah paradigma umum bahwa belum diberikan anak atau keturunan bukanlah aib atau seseuatu yang memalukan.

Bisa juga kita interospeksi diri, bisa saja kita asumsikan bahwa wadah rahim kita belum siap. Nah, untuk itu kita harus berupaya mempersiapkan diri agar jiwa kita siap menerima sesuatu berkah yang mulia. Agar kita mendapatkan jiwa yang baik atau mulia dari anak yang lahir melalui kita. Untuk itu, kita mesti mempersiapkan diri sehingga yang datang juga roh yang baik. Kita harus ingat dan selalu ingat adanya hukum tarik menarik atau The Law of attraction. Inilah hukum alam, saat kita bisa mempersiapkan jiwa dengan baik, saat itu akan datang benih yang baik sehingga anak yang hadir ke dunia melalui kita pun memiliki sifat mulia.

Hal itu pula yang dilakukan oleh para leluhur atau raja di wilayah nusantara. Saat mereka akan melakukan ritual persetubuhan selalu didahului dengan beberapa syarat untuk membersihkan diri,batiniah. Saat kita melakukan hubungan dengan pasangan secara sadar, dalam arti bukan sekedar nafsu hewaniah, maka roh yang akan datang pun melihat sinar yang selaras dengan frekuensi mereka.

Di samping itu, kita juga bisa memaknai dengan cara lain;

Bisa saja kita belum mendapatkan keturunan karena kita mesti menyadari bahwa ada hal mulia lain yang harus dilakukan pada kelahiran kita di dunia. Bukankah kelahiran kita memiliki suatu tujuan yang mulia, melepaskan keterikatan terhadap duniawi sehingga sang jiwa individu dalam tubuh kita bisa mengalami evolusi yang lebih tinggi atau mulia? Bisa saja dengan kehadiran keturunan atau anak membuat kita terjebak di alam dua litas atau dunia semakin menjauhkan dari tujuan mulia kelahiran.

Ambil suatu yang mulia, adopsi anak dan besarkan dengan penuh kasih. Dengan penuh kasih artinya kita juga bertanggung jawab terhadap pertumbuhan jiwa. Bukan sekedar memenuhi kebutuhan raga atau tubuh. Mungkin ada yang berpendapat lebih ekstrim lagi: “Buat apa cari harta jika tidak punya anak???”

Ahhh…. Orang yang memilik pendapat seperti ini belum menyadari bahwa tujuan Tuhan memberikan harta benda bukan semata untuk kenyamanan dunia. Tujuan Tuhan memberikan harta benda semata untuk menunjang evolusi jiwa. Ini baru tujuan yang selaras dengan kehendak alam atau Tuhan. Kenyamanan indrawi akan mengarakah kita terhadap dunia luar yang sesungguhnya menjauhkan diri dari Sang Maha Sumber Agung. Apa bedanya dengan hewan jika fokus perhatian kita hanya pada kenyamanan indrawi. Ingat, dalam kepala kita ada dua otak; limbik dan neo-cortex. Otak limbik ada dalam kepala semua hewan mamalia, namun hanya manusia yang memiliki neo-cortex. Inilah bedanya; apakah kita terus akan menggunakan otak limbik???