Ia yang mengasihi kehidupan Sufi…..
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Ia yang bisa tertawa dan membuat orang lain tertawa adalah seorang sufi… (Cakrawala Sufi 1, Menyelami Samudra Kebijaksanaan SUFI by Anand Krishna, www.booksindonesia.com)
Inti dari semuanya adalah kasih. Lembaga agama sangat menentang adanya kasih. Kasih yang semakin menebar di muka bumi akan semakin tidak disukai oleh mereka yang bersikukuh untuk menegakkan lembaga atau institusi agama. Lembaga tidak sejalan dengan para sufi. Tidak seorang pun mereka yang berjiwa sufi sejalan dengan kelembagaan. Karena lembaga tentu berurusan dengan kekuasaan dan banyaknya umat. Seorang sufi bisa berjalan dan mengembara di belantara kehidupan sendiri tanpa seorang pendamping pun.
Seorang sufi meyakini bahwa dasar kehidupan ini adalah kasih. alam semesta bergetar dan menarikan tarian kasih. Burung berkicau di alam bebas tiada seorang pun yang memerintahkan. Mereka berkicau karena ceria. Tanpa mengharapkan pujian. Bunga berkembang sesuai dengan siklus pertumbuhan. Keindahan bunga dipersembahkan semata sebagai ungkapan syukur kepada Sang Pemberi khidupan.
Manusia sesungguhnya lebih sempurna dari tumbuhan maupun hewan. Sayangnya dalam perkembangannya, banyak mereka yang hidup tidak selaras dengan alam. Tampaknya rasa menikmatan dan kenyamanan badan menjadi tumpuan bagi pengabdian. Ia telah melupakan bahwa badan adalah lapisan terluar dan pertumbuhannya sangat bergantung dari bumi.
Manusia yang melupakan jati dirinya tumbuh (growth) tapi tidak berkembang. Manusia yang hanya menumpukan pikiran serta upaya kehidupan untuk semata memenuhi kepuasan kenyamanan badan tidah berkembang (ekspansi) tapi sekedar tumbuh. Yang dimaksud dengan tumbuh di sini adalah ia hanya memikirkan satu macam lapisan saja. Badan. Inilah lapisan kesadaran terluar.
Lapisan kesadaran energi adalah lapisan yang lebih tinggi. Sesungguhnya semua yang ada di bumi ini merupakan manifestasi dari energi. Semua bergetar dan berubah.
Lebih ke dalam lagi menyentuh lapisan mental/emosional. Sifat lapisan ini selalu berubah. Emosi bersifat labil. Emosi ada yeng memberikan arti energy in motion. Emosi atau perasaan terjadi karena gesekan adanya pemicu dari luar. Ini bukan rasa murni. Bukan rasa sejati..
Kebanyakan dari kita bertumbuh selama masa kehidupan ini. Not in expation. Sementara alam terus berekspansi. Tumbuh hanya menumbuhkan dari satu sisi saja. Keduniawian. Alam jiwa tidak diupayakan. Mereka ternyata hanya berjalan di tempat. Tampaknya secara duniawi berhasil. Punya segalanya, bahkan bisa jadi sebagai penguasa negara. Tapi tiada sedikitpun memahami apa yang dimaksud dengan ekspansi.
Sebagaimana presiden negara ini ketika diwawancara oleh wartawan asing tentang peristiwa Cikeusik. Sangat menyedihkan jawabannya, bahkan cenderung menginjak-injak HAM. Namun inilah pilihan rakyat Indonesia. Tiada seorang presiden cerdas dari rakyat yang bodoh atau tidak sadar. Oleh karenanya yang mesti dicerdaskan atau disadarkan adalah rakyatnya. Dengan sendirinya akan lahir pemimpin yang cerdas dan tidak hanya tumbuh.
Saatnya bagi kita mulai dari diri sendiri. Tidak ada urusan sedikitpun proses pengembangan diri setiap insan dengan selain dirinya. Akibat berkembangnya kesadaran masing-masing setiap insan, dunia akan bertambah baik dengan sendirinya.
Jadi seorang sufi sesungguhnya tidak sulit. Mengasihi kehidupan adalah lakunya. Membuat diri sendiri ketawa dan juga orang lain tertawa. Mengasihi kehidupan berarti hidup selaras dengan alam.
PEACE, LOVE, and HARMONY.
Ada tiga hal yang perlu difahami seorang sufi.
Mengunakan alat nafas Kasih…
Menggunakan baju selam Kehidupan…
Dan yang terakhir keahlian tertawa….
Tertawailah kehidupan. Tertawakan segala yang selama ini kita kejar-kejar. Harta, wanita, dan tahta (kekuasaan) . Semua ini akan kita tinggalkan di dunia. Matilah saat hidup ini sebagai bekal kehidupana selanjutnya. Semua dari kita sedang dalam proses menuju ke suatu tempat yang mulia…
Salam sufi…..