Ya, kalimat ini adalah kalimat ajaib. Untuk mengucapkan kalimat keramat ini dibutuhkan keberanian yang luar biasa. namun ajaibnya, jika banyak orang berani mengucapkan dan kemudian berani melakoninya dalam kehidupan sehari-hari, dijamin dalam sekejap dunia akan damai.

Kalimat ini berbunyi:

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

‘Agamaku tidak lebih baik dari agamamu.’

Tampaknya sederhana, namun jangan harap banyak orang berani mengucapkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sekali lagi bukan sekedar mengucapkan, tetapi harus berani juga melakoni dalam kehidupan sehari-hari. Apakah implikasi dari ucapan kalimat keramat tersebut?

Apresiasi terhadap agama atau kepercayaan lainnya.

Apresiasi tidak sama dengan toleransi.

Toleransi bernuansakan bahwa agamaku paling benar, tetapi aku juga memberikan kebebasan beragama pada lainnya.

Apresiasi bernuansakan lebih menghargai. Bukan sekedar memberikan kebebasan, tetapi memberikan penghargaan atau apresiasi. Tidak memandang rendah.

Saat seseorang berani meng-implementasikan kalimat: ‘Agamaku tidak lebih baik dari agamamu’, ia berani belajar melihat agama lainnya. Ia berani belajar sesuatu dari kepercayaan lain untuk mengembangkan wawasan sehingga ia tidak menganggap bahwa miliknya adalah paling sempurna. Dengan kata lain, ia bersedia untuk membuka diri terhadap pandangan yang berbeda dan meng-adopsinya untuk tujuan yang lebih baik.

Satu hal yang perlu dicatat. Apresiasi bukan berarti mencampur adukkan ritual agama. Bisa saja seseorang beragama tertentu. Ia tetap menjalankan ritual agamanya, tetapi cara pandangnya akan lebih baik. Karena ia sadar bahwa setiap agama bagaikan aliran sungai.

Letak dan pola aliran sungai bisa berbeda, tetapi sungai memiliki satu hal yang sama, air. Air di sungai A, B, sampai Z tetap sama dan bertujuan sama; laut. Agama atau kepercayaan yang dibawa oleh nabi atau avatar memiliki pesan satu dan sama, kedamaian di bumi.

Sumber pengetahuan para suci dan para nabi satu dan sama adanya, Tuhan semesta alam.

Ketika seseorang berani meng-implementasikan kalimat: ‘Agamaku tidak lebih baik dari agamamu’. ia akan belajar agama orang lain dan memberikan apresiasi terhadap segala upacara ritual yang dilakukan oleh agama atau kepercayaan lain. Ia meyakini bahwa sumber atau hulu pengetahuan dari pembawa pesan suci adalah satu dan sama, Tuhan.

Ketika seseorang menganggap bahwa agamanya paling baik, ia akan memandang rendah agama atau kepercayaan lain. Di sini lah arogansi akan berkuasa. Ego ingin menang sendiri dan menganggap kepercayaannya paling baik justru akan menjatuhkan dirinya. ia tidak akan bisa berkembang. Perkembangan adalah sifat alam semesta. Perhatian alam yang terus berkembang. Galaksi dan planet terus bertambah. Alam saja terus berekspansi, apakah kita akan menutup diri? Bukankah menutup diri berarti kematian?

Sebaliknya, jika seseorang bisa meng-implementasikan: ‘Agamaku tidak lebih baik dari agamamu’, saat itu ia bisa mengalahkan egonya. Ia membuka diri terhadap pengembangan pengetahuan yang lebih luas. Ia ber-ekspansi. Ia sadar bahwa segala sesuatu di alam raya terus berkembang. Ia bisa meletakkan kepentingan umum lebih utama daripada kepentingan golongan, kelompok atau kepentingan sendiri. Saat itu, ia terbebaskan dari pengaruh orang lain.

Kalimat keramat yang membawa berkah bagi kedamaian dunia…..