Begitu tinggi falsafah leluhur nusantara. Boleh saja mereka yang belum memahami falsafah tersebut sebagai tidak benar. Suatu hal yang wajar. Anologinya adalah ketika seorang anak yang berpemahaman masih teka diberitahu bahwa huruf ‘a’ dari apel bisa digunakan untuk kata lain. Bukan hanya untuk kata ‘apel’.
Arti Bhineka Tunggal Ika adalah tampaknya berbeda tetapi sesungguhnya satu adanya. Boleh saja agama bermacam – macam, tetapi siapa yang memberikan pemahaman pada para nabi? Sumber Yang Tunggal adanya. Semua yang disebut agama saat ini sesungguhnya bukan suatu yang dilembagakan sebagaimana kita lihat sekarang. Semua yang disampaikan para nabi adalah berita gembira untuk membebaskan jiwa. Ritual yang dilakukan adalah upaya untuk melembutkan jiwa. Sayangnya, ritual saat ini dijadikan simbol agama yang dilembagakan.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Cara berpikir bahwa Tuhan agama A berbeda dari Tuhan dari agama B adalah pemikiran keliru. Yang lebih parah adalah jika agama A menyatakan menyembah Tuhan yang tunggal tetapi bisa mengatakan bahwa Tuhan dari agamanya berbeda. Bukan kah dengan cara ini sesungguhnya orang tersebut sudah menduakan Tuhan? Inilah bentuk ketidaksadaran dari dirinya. Ia tidak bisa menyelaraskan antara ucapan satunya dengan yang lainnya. Ia hidup bagaikan robot. Tetapi pemahaman ini juga proses seperti seorang anak yang bersekolah. Dari teka kenuju ke mahasiswa. Tidak salah juga… Yang penting ia tahu bahwa ia sedang berproses.
Kebijakan nusantara sudah jauh lebih unggul dari kebijakan dari luar wilayah nusantara. INilah sebabnya di wilayah ini tidak perlu turun lagi nabi. Mau bukti? Sangat mudah. Jika anda berasal dari daerah tertentu, coba lihat kearifan lokal yang selama ini dianggap menyembah berhala. Mungkin yang selama ini dianggap berhala adalah cara menghormati alam. Leluhur nusantara sudah sadar bahwa manusia hidup dari alam. Jadi merupakan kewajiban kita untuk melestarikan alam. Melestarikan pepohonan agar tetap bisa menahan tanah. Agar air tidak hilang begitu saja saat hujan turun.
Mari kita lihat apa yang di balik keanekaragaman. Pohon beraneka ragam adanya. Pelangi beraneka warna. Bukankah sudah diakui bahwa pelangi beraneka warna adalah suatu keindahan? Pohon berjenis – jenis. Bukankah setiap manusia juga mengkonsumsi makanan beraneka ragam? Di Jawa dikenal beras sebagai makanan pokok. Di wilayah timur Indonesia dahulu makan sagu dan jagung sebagai makanan pokok. Adalah kebodohan menyeragamkan makanan. Orang ang dahulu memiliki kebiasaan makan sagu, karena itu yang tumbuh di tanah kelahirannya, mengapa mesti diajak ntuk makan beras? Alhasil, daerah tersebut kekurangan beras sehingga kelaparan. Pola hidup yang tidak lagi selaras dengan alam.
Apa yang mebuat semua benda berubah? Energi yang ada di balik benda tersebut. Pohon kecil tumbuh menjadi besar. Bukankah ada energi yang membuat pohon jadi tumbuh. Energi kehidupan. Apa yang membuat batu lapuk kemudian jadi butiran pasir. Juga energi. Besi yang dianggap kuat dan tidak bakal keropos. Tetapi suatu ketika mengalami korosi juga, dan hancur. Apa penyebabnya? Energi yang sama. Energi perubahan. Setiap sel di tubuh kita juga mati dan tumbuh digantikan sel yang baru. Bukan kah setiap benda berubah? Tiada yang kekal. Semua perubahan memiliki energi yang satu dan sama. Energi yang murni. Jika ada yang tanya, apa itu energi murni. Saya juga tidak tahu. Silakan cari sendiri. Karena saya juga sedang berupaya menemukan.
Energi murni juga yang menghidupi setiap insan. Energi murni juga yang memberikan kita pemahaman bahwa kemuliaan manusia adalah jika jiwanya berkembang. Pikiran yang menyempit bahwa yang terbaik adalah golongan, kelompok dan diri sendiri adalah proses menuju kehancuran. Tidak percaya? Lihat saja alam semesta. Planet baru setiap kali lahir dan mati. Galaksi satu belum selesai diteliti, galaksi lain sudah ditemukan lagi.
Jika alam pun terus berkembang, memgapa kita justru bergerak berlawanan dengan alam? Merasa paling baik adalah cara berpikir menuju kematian. Tidak berkembang. Dalam semua agama juga disebutkan jika menganggap diri lebih tinggi dari lainnya, di hadapan Tuhan akan direndahkan. Sesungguhnya bukan Tuhan yang merendahkan. Kita sendiri yang membunuh diri jika menganggap lebih baik dari orang lain….
Bhineka Tunggal Ika adalah kalimat tauhid. Di balik semua yang tampak berbeda, sesungguhnya satu adanya…..