Buku Dongeng Spiritual Penghasilan Pas-Pasan Bahagia;Kebahagiaan Tidak Bergantung Pada Besarnya Pendapatan

Kisah dari Buku Dongeng Spiritual : PAHIT PEKAT TAPI SEHAT karya Anand Krishna memberikan jawaban teka-teki rahasia hidup bahagia. Dalam perannya sebagai Rohaniwan Bola selalu berapi-api menyampaikan pesan:

Buku Dongeng Spiritual

Pahit Pekat Tapi Sehat

“Keserakahan adalah sumber kesukaran dan kesusahan. Seorang serakah sesungguhnya menyusahkan diri. Ia membuat hidupnya menjadi sukar.”

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Bos Hola yang kebetulan hadir dalam salah satu pertemuan akbar Bola, merasa bahwa yang disampaikan rohaniwan sangat berlebihan “Maaf Romo, tapi, sepertinya tidak demikian. Serakah itu ada baiknya juga. Pasrah adalah sumber kemiskinan, dan serakah adalah summer keberuntungan, keberhasilan, kekayaan.”

Sang Rohaniwan yang tidak tertarik untuk mencari umat dan tidak berkepentingan dengan kekayaan Hola, menjawab dengan sebuah pertanyaan:

Katakan, wahai konglomerat,  apakah kau bahagia?

Hola tidak siap dengan serangan langsung seperti tu. Ia bingung, mau menjawab apa… Sementara Sang Rohaniwa mencecarnya, “Katakanlah, apakah kau bahagia?”

Hola terpaksa menjawab, “Ya, ya, aku bahagia…”

“Ya, kau bahagia?” tertawalah rohaniwan itu, “Lantas, kenapa ke sini? Kenapa mau duduk selama satu jam mendengarkan oceaan saya? Untuk apa?”

Hola menyandang beberapa gelar, ada yang diperolehnya sebagai penghargaan, ada juga yang di-beli-nya di pasar bebas, ia bukanlah konglomerat cap Lempel. Maka, ia memutar otaknya……..

Sementara Itu, Sang Rohaniwan menunjuk orang lain yang duduk tidak jauh dari Hola, “Bagaimana dengan dirimu, kawan? Apakah kau bahagia?”

Orang itu menjawab dengan spontan: “Ya, Aku Bahagia!” Ia orang biasa, seorang pekerja biasa….Hola menoleh ke arah orang itu, dan men-scan-nya dengan penuh keraguan.

Romo Bola merasakah keraguan Hola, tetapi tidak menanggapinya, malah mengalihkan seluruh perhatiaanya kepada oarng yang mengaku bahagia itu: “Siapa namamu, apa pekerjaanmu, kau berpenampilan seperti orang biasa, barangkali fabunganmu tidak seberapa, tapi kau mengaku bahagia..”

“Aku Gola, Romo …… Memang aku orang biasa, penghasilanku tidak seberapa, tapi cukup untuk makan, minum, beli buku, dan sekali-kali berlibur ke Bali.”

“Dan kau bahagia Gola?! Hmmm, kau punya di bank, atau barangkali warisan dari orangtua?” Sang Rohaniwan, Romo Bola, jelas memiliki agenda tertentu, sehingga meneruskan dialognya.

“Tidak Romo, Tidak Ada Tabungan, tidak ada warisan…Tidak punya rekening bank, tidak ada simpanan batangan emas, . Penghasilanku hanya pas-pasan, tapi aku bahagia.”

Sang konglomerat merasa penasaran, apakah Gola betul-betul orang jujur sebagaimana jawaban yang diberikan kepada Sang Rohaniwan. Agar pertanyaannya terjawab, maka ia mengikuti Gola ketika pertemuan sudah selesai……

Buku Dongeng Spiritual : Mendapatkan Uang Lebih Daripada Yang Dibutuhkan Mengubah Kebahagiaan Jadi Penderitaan

Ah, ternyata memang si Gola seorang yang jujur. Ia tinggal di rumah petak, kecil. Hola menyimpulkan dalam hati atas dasar yang dilihatnya:Demikianlah hidup orang yang tidak serakah, tidak memiliki Semangat untuk bekerja. Bahagai apa? Tahi kuning.

Awalnya Ia Sinis,  tapi kemudian muncul rasa iba, rasa kasihan…………. Hola berencana memberikan bantuan sebesar 10.000 dollar AS, sayangnya ketika amplop yang dipikir sebanyak 100 lembar, ternyata hanya 99 lembar. Dan ia pun melemparkan amplop tersebut ke rumah Gola melalui jendela.

Beberapa Saat setelah Gola masuk ke dalam rumah, ia menemukan amplop berisikan 9.900 dollar AS………

Seminggu kemudian…….. Kita berada di padepokan Bola, sang rohaniwan. Hola di sana, dan Gola pun hadir….. Tapi, aneh, aneh bin ajaib, wajah Gola tidak seperti dulu. Hilang sudah kilauannya. Apa yang terjadi?

Hola baru berandai-andai, Rohaniwan Bola lebih cepat: “Kawan, apa yang terjadi? Apa kau tidak bahagia? Wajahmu pucat……”

Gola menjawab: “Ya, romo, betul…. aku sedang memang gelisah……..

Dan, berceritalah dia, “Begini Romo, minggu lalu, entah siapa, barangkali salah seorang murid Romo juga, atau, wah saya tidak tahu siapa…..intinya, ada yang melempar amplop uang, berisi 9.900 dollar AS – jauh di atas sofa.”

“Lalu, apa yang membuatmu gelisah? Bukankah itu sesuatu yang seharusnya dirayakan?” tanya Bola.

“Memang Romo, memang semestinya dirayakan.. Awalnya aku berpikir demikian. Tapi, istriku seorang ekonom. Ia berpendapat lain, ‘lebih baik kita simpan di bank saja” – demikian katanya. Aku berpikir lagi, betul juga…. Maka, esoknya aku ke bank, ketemu Customer Service.Kata petugas di sana: “sayang ya, 9.900 dollar AS, coba selembar lagi, 100 dollar lagi, maka genap 10.000 dollar.”

“Kupikir, Nya, Kurang 100 dollar…Kupikir, siapa pun yang kirim uang itu, tidak mungkin kirim 9.900 dollar. Spaya ia bisa meneur kurirnya, supirnya, siapa pun yang disuruhnya untuk melempar amplop itu.”

Rohaniwan Bola tersenyum, “Kawan, minggu lalu kau berada di sini, dan kau mangaku bahagia, walau tidak punya tabungan, dan penghasilan tambahan.dan penghasilan pun pas-pasan. Sekarang, sudah punya tabungan 9.900 dollar AS, kau malah gelisah! Sungguh sebuah teka-teki…”

Demikianlah Keserakahan Manusia……..

Tidak mensyukuri yang sudah diterima, tetapi malahan memikirkan yang tidak ada di tangan.. Kegelisahan itulah penderitaan…..