Buku Yoga Kebebasan Untuk Menyadari Adanya Perbudakan Yang Kita Alami Tanpa Disadari. Benarkah hidup kita betul-betul bebas?
Setelah saya membaca Buku Yoga Kebebasan dan banyak buku yang saya baca dari Anand Krishna, saya baru menyadari bahwa hidup yang saya pernah jalani dulu sebelum belajar meditasi di Anand Ashram sesungguhnya di bawah kendali perbudakan. Dalam Pemahaman Yoga dikenal adanya 3 (tiga) cakra dasar: Pertama disebut Muladhara berkaitan dengan kebutuhan dasar manusia, makanan. Berikutnya adalah cakra ke dua Svadhisthana yang pada umumnya dikaitkan dengan seks, Bapak Anand Krishna memaknai sebagai energi kreativitas; dan kreativitas tertinggi adalah memiliki keturunan. Lapisan kesadaran cakra ke 3 (tiga) disebut Manipura berkaitan dengan kenyamanan diri.
Dengan banyak membaca Buku Yoga Kebebasan Karya Anand Krishna, bila kita masih berada pada tiga cakra bawah, kita akan senantiasa menghadapi masalah. Hal Ini terkait dengan keinginan yang selalu mengejar kenyamanan indrawi. Dalam kehidupan sehari-hari tiga cakra dasar tersebut menjadi hal yang selalu kita buru. Perhatikan saja pada setiap mall, yang namanya outliner akan menjadi buruan. Demikian juga yang namanya kota dengan ragam kuliner akan menjadi buruan. Bahkan bila satu makanan yang dikenal enak, banyak orang rela mengantri sampai beberapa jam. Bukan kah ini namanya perbudakan?
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Seakan kita hidup hanya untuk makan. Namun inilah kondisi masyarakat kita saat ini. Tidak disangkal juga bahwa banyak orang mencari obat yang bisa memberikan kepuasan seksual. Untuk itu banyak toko online maupun offline secara sembunyi menjual obat berkaitan dengan kenyamanan seks.
Banyak resort tempat untuk berwisata terkenal dibuat oleh orang yang melihat peluang untuk mencari keuntungan atau cuan dari mereka yang menganggap bahwa dengan traveling dianggap sebagai healing. Suatu pemahaman yang kurang tepat. Namun kembali, ada sekelompok manusia atau pedagang yang memanfaatkan ketidaktahuan ini sebagai peluang bisnis; cuan dan cuan………
Healing kuliner dan berwisata bentuk pemahaman tidak tepat…..
Kelemahan kita menganggap bahwa makanan atau berburu kuliner serta perjalanan berwisata sebagai healing hanya membuktikan bahwa kita masih menjadi budak kenyamanan indrawi. Tanpa sadar sesungguhnya kita tidak lagi hidup secara bebas. Lingkungan kita juga selalu membahas tentang tempat-tempat yang dianggap nagus untuk healing. Sadarkah kita sudah membelanjakan uang hasil kerja keras kita, tetapi setelah pulang dari healing kita tetap juga tidak sehat?
Betulkah makanan yang kita anggap enak di lidah menyehatkan?
dari pemahaman video di atas, terna para Praktisi Yoga sangat memahami bahwa tubuh sehat bisa kita wujudkan dengan cara mengubah pola diet. Betapa berharganya tubuh kita. Dengan menyadari bahwa tubuh ini sangat berharga, kita bisa terlepaskan dari perbudakan.
Buku Yoga Kebebasan Membuat Kita Sadar Makna Kebebasan Diri
Jangan mengartikan kebebasan dengan hidup semaunya. Inilah yang disebut keliaran. Bebas berarti kita tidak bergantung pada sesuatu. Hal Ini bisa diwujudkan bila kita bisa mengubah atau melakukan transformasi diri. Evolusi kesadaran berarti melakukan transformasi dari intelektual atau ego/mind menjadi intelejensia atau buddhi.
Dalam buku JATUH, BANGUN, JATUH LAGI DAN BANGUN KEMBALI
Buku yang sungguh amat menarik dan membuka pandangan saya tentang makna perbudakan. Catatan dari saya, janganlah membaca buku Karya Anand Krishna sebagai bacaan biasa. Kesadaran sang penulis berkembang terus, dengan kata lain bahwa bila kita membaca lagi, maka akan ada Pemahaman baru sesuai perkembangan Sang Penulis. Inilah ajaibnya buku karya Bapak Anand Krishna. Tidak percaya? Sulit memang, namun dari pengalaman saya, demikianlah adanya. Hanya mereka yang memilki keterbukaan diri bisa meresapi dan merasakan pengalaman sebagaimana yang saya rasakan
Selama hidup saya (sebelum mengenal komunitas Anand Ashram) dalam pikiran saya bahwa ketika sakit kita pergi ke dokter dan sembuh setelah minum obat. Dan lucunya, tanpa sadar kita mengkonsumsi makanan yang kita anggap enak, namun sesungguhnya kita sedang menyakiti diri sendiri. Banyak dijual di toko atau mart-mart yang benyak bertebaran di sekitar kita mengandung kadar gula yang tinggi. Dari hasil survei, terbukti bahwa Indonesia menduduki ranking pertama penderita diabetes tipe 1 di ASEAN:
Yang amat mengejutkan adalah bahwa ada beberapa produsen camilan yang mengandung banyak gula juga memiliki pabrik insulin!!! Tampaknya para konsumen atau mereka yang suka nyamil makanan yang manis dijadikan ternak (sapi) yang siap disembelih.
Pertama disuguhi makanan yang manis yang lezat di lidah. Setelah adiksi dengan jenis makanan tersebut, kita tidak lagi sadar bahwa kita menderita diabetes. Dan bila sampai tinkgkat akut, mereka akan menawarkan insulin atau obat untuk mengatasi diabetes. Suatu bentuk konspirasi yang tidak kita sadari kita pengkonsumsi camilan berpemanis di’jagal‘ atau disembelih uangnya. Dań kita tetap sakit.
Obat yang mereka tawarkan bukan untuk menyembuhkan diabetes. Obat tersebut justru akan merusak ginjal kita. Sepertinya setiap pengakit akan diberikan obat sesuai jenis penyakitnya. Bisa kita bayangkan bila kita penderita cholesterol, darah tinggi atau hipertensi akan makan 3 macam obat. Dan belum tentu sembuh. Yang terjadi ginjal kita rusak…….
Bebas kah kita?
Sama sekali tidak. Yang terjadi kita akan menjadi kawanan domba yang siap disembelih………