Cara Cerdas

Memberi bantuan pun kita harus dengan cara cerdas. Cerdas berarti selaras dengan potensi alami setiap insan. Cerdas memberikan bantuan juga berarti tidak sekedar memberikan bantuan bersifat fisik, dalam bentuk makanan dan sandang misalnya. Bila kita salah memberikan bantuan, maka hasil yang akan diperoleh semakin membuat orang tersebut terpuruk.

Cara cerdas berarti juga membuat orang tersebut sadar akan kemampuan diri. Berupaya sendiri dengan kekuatan sendiri serta kemudian tidak mengharapkan uluran tangan orang lain untuk bangkit merupakan cara cerdas. Inilah pemberdayaan Diri. Diri dalam arti keilahian atau kemuliaan Jiwa yang ada dalam diri setiap insan. Diri sang Maha Jiwa memiliki kekuatan. Di sinilah kesalahan kita dalam mengidentifikasikan diri..

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Untuk bisa membantu dengan cara cerdas, seseorang terlebih dahulu mampu menggunakan neo-cortex.

Kearifan Samskriti Sindhu

Samskriti Sindhu merupakan nilai-nilai luhur warga bumi. Untuk lebih jelasnya silakan baca ini. Ajaran luhur yang langgeng abadi bagi warga bumi lintas zaman; Itulah Sanatana Dharma.

Dalam buku Pustaka Suci Hindu by Anand Krishna, www.booksindonesia.com disebutkan:

 Mereka yang berkecendrungan Sattva memuja para dewa (menghormati kekuatan-kekuatan alam); mereka yang bersifat Rajas memuja para yaksa dan raksasa (menganggap materi dan kenikmatan indra segala-galanya); mereka yang memiliki sifat Tamas memuja roh leluhur yang sudah meninggal, bahkan roh-roh gentayangan (sekedar percaya buta, bahkan pada ajaran-ajaran yang sudah tidak relevan, dan enggan melakoni sesuatu yang justru relevan.)

Makna keseharian

Memuja para dewa tau menghormati kekuatan alam tidak berarti harus menyembah, tetapi menghargai. Hal ini berarti kita tidak melakukan perusakan atau melakukan eksploitasi berlebihan yang pada akhirnya merusak lingkungan. Sesungguhnya lah kita sebagai penyembah pohon. Pohon sebagai bagian dari alam. Dengan bisa hidup selaras dengan alam berarti memuja para dewa. Inilah sifat Satvic atau baik/tepat.

Mereka yang bersifat Rajas adalah para pemuja materi atau kenyamanan indrawi. Golongan ini begitu mengagungkan kekuasaan. Seakan tidak ada kemuliaan lain selain menghina dan mencari kejelekan lawan. Mereka lupa bahwa ketika kita bisa dengan jelas mengatakan orang lain jelek, sejatinya hanyalah membuka aib sendiri. Seseorang yang bisa melihat kejelekan di luar sesungguhnya hanyalah suata bukti bahwa dirinya lah yang buruk.

Sifat Tamas atau malas ditunjukkan oleh ketidakmauannya untuk melihat dari sisi lain. Mereka yang malas/enggan atau tamas melakukan sesuatu yang justru relevan tengan keadaan saat ini. Mereka yang Tamas enggan melepaskan diri dari rasa percaya buta tanpa mau melihat bahwa yang dipercayainya sudah tidak relevan lagi untuk masa kini.

Baik sifat Rajas dan Tamas sering melakukan bantuan secara tidak cerdas….