Sifat Diri Sejati

Ceria, itulah sifat Diri Sejati. Diri sejati tidak kenal derita. Ia bukan emosi, bukan badan serta bukan pikiran. Selama ini yang mengalami penderitaan adalah pikiran, emosi serta tubuh. Ceria melampaui semuanya itu.

Dalam buku Dvipantara Yoga Sastra by Svami Anand Krishna, www.booksindonesia.com terdapat kalimat sebagai berikut:

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Hidup sepenuhnya dan ceria hanya mungkin jika kita sadar akan jatidiri sejati kita dan bahwa kita semua bagian yang tidak terpisahkan dari Hyang Tunggal’

Kita lupa bahwa kita adalah bagian dari Dia. Demikian juga semua alam yang kita kenal saat ini. Kita tidak dapat hidup di luar Dia. Dan karena Dia tidak terpengaruh suka dan duka, maka ceria itulah sifat Nya. Dan ketika bila kita merasa hidup dalam penderitaan, ketahuilah bahwa sesungguhnya kita belum mengenal sifat sejatinya Diri.

Lihatlah sifat burung, ikan, serta tumbuhan yang ceria…

Keterhubungan

Bila kita mau memperhatikan serta merenungkan sifat seorang anak kecil, kita akan melihat keceriaan yang memancar dari dalam dirinya. Keceriaan terjadi secara alami. Seorang anak belum memiliki banyak beban pikiran. Anak belum kenal gengsi. Kepolosan seorang anak ini membuat ia memiliki energi gerak yang tidak dapat diikuti oleh kita yang dewasa.

Energi ini dari alam semesta. Mungkin timbu pertanyaan: ‘Mengapa kita yang dewasa tidak terhubung dengan energi semesta?’

Banyaknya beban pikiran tingginya ego ingin dihargai serta dihormati memutuskan aliran energi semesta. Tanpa sadar kita memblokade aliran energi dengan pikiran dan emosi akibat pergaulan. Sebagai bukti:

Ketika kita dalam keadaan ceria karena mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, kita dengan mudah memaafkan seseorang saat orang itu meminta. Rasa dengan meudah memaafkan adalah sifat Nya Dia Yang Mahapemurah dan pengampun.

Sebaliknya, saat kita sedih, cemas atau marah serta kecewa, kita amat sulit memberi maaf saat itu. Blokade yang terjadi akibat rasa sedih, cemas, kecewa serta amarah menutup aliran energi semesta. Ini juga yang menjadikankita tidak bisa mengikuti sifat alam.