Pertama sekali Reiki ditemukan atau disadari keberadaannya oleh master Usui Mikao di Jepang. Sejarah singkatnya berikut:
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Suatu ketika Usui mengikuti retret Vipassana di suatu vihara Budha dekat Kyoto. Vipassana berarti ‘melihat ke dalam diri’, meniti ke dalam diri. Teknik ini memang luar biasa. Selama 21 hari tidak melakukan sesuatu, dan hanya memperhatikan nafas saja. Tidak menahan nafas, tetapi cuma memperhatikan: kalau nafas pendek, ya pendek, panjang, ya panjang, teratur ya teratur, tidak teratur ya tidak teratur.
Ternyata setelah 21 hari melakukan duduk diam dan hanya memperhatikan nafas terjadi perubahan pola energi pada diri Usui. Secara tidak disengaja, pola energi dalam dirinya memiliki daya sembuh. Yang dibutuhkan hanya keterbukaan diri. Energi akan mengalir dengan sendirinya ketika seseorang membuka diri. Membuka diri berarti tidak ada keinginan atau pikiran untuk berbuat sesuatu. Inilah bedanya Reiki dengan tenaga dalam.
Ketika seseorang menggunakan tenaga dalam untuk melakukan penyembuhan, orang tersebut melakukan konsentrasi dan fokus membayangkan bahwa ia sedang menyembuhkan orang lain. Ia mengalirkan energi dari dalam dirinya ke tubuh pasien. Tentu menggunakan teknik imajinasi. Sementara praktis Reiki sama sekali dilarang berpikir. Ia cukup berserah diri. Bahkan teknik atau cara yang paling manjur adalah apabila ia benar-benar melakukan dan menyatakan siap sebagai alat atau media dari aliran energi alam.
Dengan kata lain, seorang praktisi Reiki menyadari sepenuhnya bahwa bukan dirinya yang menyembuhkan, tetapi energi ilahi. Inilah sebabnya sebelum melakukan praktik penyembuhan, seorang praktisi mengajak agar klien yang sedang diterapi untuk menutup mata dan hanya fokus memperhatikan nafas. Mengapa???
Tanpa adanya kerjasama dari klien untuk menutup mata dan hanya fokus ke nafas, aliran energi dari alam melalui tangan terapis tidak akan bermanfaat. Mengapa hal ini bisa terjadi???
Kita mesti ingat bagaimana pengalaman Master Usui. Saat ia melakukan penyembuhan pertama sekali, ia hanya ingin menempelkan tangannya pada luka dari seorang ibu yang jatuh. Sama sekali tidak ada niat untuk menyembuhkan. Karena rasa welas asihnya, ia secara otomatis menempelkan tangannya pada bagian terluka. Dan hasilnya adalah kesembuhan. Sedikitpun tiada maksud atau keinginan untuk mengobati. Keinginan untuk mengobati menjadi hambatan proses kesembuhan. Keinginan muncul dari pikiran. Adanya pikiran ini menjadi penghambat proses penyembuhan.
Kembali pada klien yang harus menutup mata dan semata fokus memperhatikan nafas. Saat seorang klien bisa fokus perhatikan nafas dan menutup mata, ia dalam keadaan berserah diri. Saat mata terbuka, pikiran kita secara otomatis terbuka. Saat pikiran mulai bekerja karena mata terbuka, proses aliran energi ilah tidak terjadi. Dapat dipastikan proses penyembuhan gagal total. Karena aliran energi ari sang terapis terhambat oleh pikiran.
Energi Alam ini bekerja secara otomatis.
Tepat sekali. Karena energi ilahi sangat cerdas sifatnya. Kita mesti yakin energi ini adalah energi ilahi. Bukan tenaga dalam. Satu pengalaman yang menarik ketika saya melakukan terapi dengan reiki pada seseorang.
Orang ini sedang kurang enak badan. Dia bilang bagian-bagian tertentu persendiannya merasa pegal. Singkat kata, saya berikan Reiki tehadap dirinya. Saya hanya menyentuh bagian tertentu dimulai dari kepala. Mengapa mesti dimulai dari kepala? Karena melalui sentuhan tangan dari praktisi Reiki pada kepala akan membuat pikiran si klien mulai merasa rileks. Semakin rileks semakin optimal daya kerja Reiki.
Setelah seluruh bagian saya sentuh, ternyata ia seperti orang tertidur. Ia dalam keadaan seperti itu cukup lama antara 1,5 – 2 jam. Setelah bangun saya tanya, apakah ia tertidur. Ia mengatakan bahwa sesungguhnya ia tidak tidur. Namun ia tidak bisa membuka mata. Yang luar biasa adalah ia merasakan bagian yang pegal bagaikan ada energi yang menggerakkan. Ia berupaya melawan tetapi tidak bisa. Ahhh… Inilah energi alam yang bekerja, kata saya.
Yang beda dengan tenaga dalam adalah: Seseorang yang mengobati dengan tenaga dalam biasanya mudah lelah. Berbeda dengan praktisi Reiki. Justru semakin segar. Hal ini tidak mengherankan. Karena seorang praktisi Reiki yang benar, ia sadar bahwa dirinya hanya sebagai alat penyalur. Ia sadar akan fungsi dirinya sebagai saluran dari energi Ilahi atau alam. Dengan sendirinya, sebagai saluran energi ilahi, ia jadi terbersihkan juga. Tidak heran setelah melakukan praktisi Reiki, ia semakin segar.
Satu hal yang perlu diwaspadai. Jangan sekali-kali bagi anda yang memasang susuk minta diobati oleh praktisi Reiki. Karena susuk atau alat pemikat tidak sesuai dengan kodrat alam.
Hal ini terjadi pada seseorang yang berobat pada teman saya dengan Reiki. Tanpa disangka-sangka banyak jarum perak keluar dari kening dan bagian tubuh lainnya. Inilah dahsyatnya Reiki Sang Energi Alam…..