Seringkali kita pergi ke suatu tempat, apakah ke warung atau cafe ataupun tempat lainnya dengan alasan untuk membunuh waktu. Mungkinkah?
Sama sekali tidak mungkin. Kita yang dibunuh olah waktu. Kita telah banyak mengabaikan waktu yang sesungguhnya sangat berharga. Banyak sekali yang kita tidak mau tahu tentang tujuan kelahiran. Mayoritas orang kehadiran nya di bumi sekedar mencari kenyamanan badan. Makan/minum, seksualitas serta kenyamanan tubuh lainnya. Bahkan banyak orang rela bepergian ke tempat jauh kemudian mengantri lama sekedar untuk mencicipi makanan. Kenyamanan rasa lidah. Ataupun pergi ke suatu tempat yang katanya pandangan nya indah. Kebanyakan lupa bahwa tanpa rasa bahagia tiada keindahan di luar tubuh.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Jika semuanya hanya berkaitan dengan tubuh, apa bedanya dengan hewan? Kita lupa bahwa dahulunya kita sudah pernah hidup sebagai hewan, itulah sebabnya kita saat ini menjadi manusia untuk menjalani evolusi lebih mulia. Mengapa kita masih terjebak pada permainan kenyamanan tubuh yang semestinya sudah harus mulai kita lampaui?
Membunuh waktu berarti sebaliknya. Kita tanpa disadari sedang dibunuh oleh waktu. Ketidaktahuan kita memanfaatkan waktu sehingga tampak hebat kita bisa membunuh waktu. Banyak pelajaran tentang pengetahuan SEJATI yang kita abaikan saat kita diperbudak oleh indrawi kita. Kita jadi budak dunia. Kita lupa bahwa waktu adalah aset atau modal kita yang sangat berharga untuk mendapatkan pengetahuan Sejati.
Tanpa tubuh kita tidak bisa belajar banyak. Sebaliknya menghargai tubuh kita mensia-siakan dengan konsumsi makanan yang merusak tubuh kita. Aset ber nilai tinggi milik kita. Banyak makanan di sekitar kita telah tidak lagi baik untuk tubuh kita. Ayam misalnya. Tidak lagi ada yang benar-benar ayam kampung. Semuanya sudah rekayasa genetika yang sesungguhnya tidak sesuai dengan tubuh kita. Tetapi demi kenyamanan lidah, kita konsumsi. Ujungnya, kita terkena kanker. Saat itu terjadi, fokus kita untuk memulihkan kesehatan, akhir nya waktu yang berharga untuk menemukan pengetahuan sejati hilang. Kita hanya mengeluh dengan fokus pikiran pada pemulihan kesehatan. Semuanya terjadi karena kelalaian kita. Karena kemalasan kita. Lebih parah lagi, kita kemudian mengatakan bahwa Tuhan sedang menguji kita. Apa urusannya Dia menguji kita. Kita malas introspeksi diri. Penyakit malas yang terus kita pelihara.
Kita dibunuh oleh waktu karena kita melalaikan pesan para suci dan para avatar sebelumnya. Mereka selalu hadir. Kita yang menutup diri terhadap adanya petunjuk Ilahi. Kita selalu mencari kambing hitam yang ga habis-habis juga kita buru untuk dikorbankan demi pembenaran kemalasan kita.
Para suci selalu hadir. Dia senantiasa mewujudkan diri dalam tubuh kasar untuk mengingatkan tujuan utama keberadaan kita di bumi. Banyak waktu kita gunakan untuk membunuh diri.