Kita pikir semua doa dikabulkan, namun sesungguhnya doa yang dikabulkan adalah doa yang untuk kebajikan. Doa yang dilantunkan oleh seseorang yang berada dalam keadaan berani. Berani memiliki energi positif. Berani membuat seseorang membuka diri terhadap segala kenyataan, termasuk hukum sebab akibat.

Bukan yang berasal dari pikiran yang penuh ketakutan. Jenis takut bermacam-macam:

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Takut miskin, maka ia berdoa agar kaya…..

Takut tidak lulus, maka ia berdoa agar lulus…

Takut tidak laku, maka ia berupaya berdandan agar laku……

Takut tidak tidak terpilih jadi gubernur, maka ia berdoa agar menang pencalonan…..

Dalam diri manusia ada kekuatan yang maha dahsyat. Inilah kekuatan Ilahi. Betul dalam semua makhluk mengandung unsur Ilahi, tetapi mereka tidak menyadarinya. Memahami dan melakoni kekuatan tersebut bukan untuk menguasai dunia atau orang lain. Tetapi untuk menghadapi realita kehidupan bahwa derita atau bahagia sebagai akibat perbuatannya sendiri.

Kesadaran bahwa dalam diri semua makhluk di bumi adalah manifestasinya menjadikan diri sadar bahwa tidak ada gunanya menguasai orang lain. Sadar bahwa dirinya berada di bumi bukan untuk memperbaiki siapapun kecuali diri sendiri mendorong seseorang tidak ada keinginan memperbudak atau merendahkan orang lain.

Oleh karena ada unsur keilahian dalam diri manusia, mereka yang sadar bahwa sifat Ilahi tentu menuju kesatuan dengan Sang Maha Benar senantiasa menebarkan doa untuk kebajikan bersama. Atau pun jika orang tersebut berdoa semata untuk diberikan kekuatan agar mampu mengarungi samudra kehidupan dunia. Doa yang tepat adalah bisa selalu sadar akan tujuan kelahirannya di bumi.

Mereka sadar bahwa hanya saat hidup di bumi hal tersebut bisa dilakukan.

Seorang utusan yang meninggalkan wasiat untuk kebajikan diri para umatnya pernah menyatakan bahwa; ‘Jika saat hidup tidak bisa melihat kebenaran sejati, jangan berharap setelah kematian bisa melihat kebajikan tersebut. Dalam alam kematianpun, ia akan tetap buta akan kebenaran.’ 

Memperhatkan pesan ini, mengapa kita tidak berdoa agar bisa memahami kebenaran sejati dan melakoni sehingga kita tidak menyia-siakan waktu yang sangat berharga di bumi? Secara tersirat sesungguhnya kita bisa menangkap makna dari pernyataan tersebut.

Pertama, hanya saat berbadan kita bisa mempejari kebenaran kemudian mengimplementasikan dalam kehidupan nyata.

Ke dua, kematian bukanlah akhir perjalanan. Alam kematian adalah keberlanjutan dari alam kehidupan di alam benda.

Ke tiga, yang bisa merasakan kebenaran sejati adalah mind atau pikiran. Kebenaran sejati adalah rasa yang membahagiakan. Dan yang bisa merasakan kebahagiaan adalah rasa. Karena mind terdiri dari gugusan pikiran serta perasaan yang tidak bakal punah sebagaimana yang dialami tubuh, maka setelah tubuh lenyap (sesungguh hanya terurai, tidak lenyap) mind tetap bisa merasakan kebutaan yang tidak didapatkan saat hidup di alam benda.

Doa untuk menggapai kebenaran sejati hanya dipanjatkan oleh mereka yang sadar tujuan keberadaan di bumi. Dan ini selaras dengan sifat alami alam semesta. yang bisa mengabulkan doa juga Dia yang maha mengabulkan. So, doa tanpa rasa takut adalah doa yang bertujuan untuk memuliakan jiwa yang ada dalam dirinya. Inilah doa yang tepat.

Secara singkat, doa yang tepat adalah doa yang bertujuan selaras dengan tujuan kelahiran. Bukan atas dasar pemintaan untuk melanggengkan kenyamanan indrawi. Karena kenyamanan indrawi dan memiliki kesaktian agar bisa mengalahkan orang lain berarti menutup kebenaran sejati. Ini bukan tujuan kelahiran manusia di bumi……..