Dosa

Dosa adalah kekurangan kita, kelemahan dan kekeliruan kita yang berasal dari hidup yang salah, yang tidak berkesadaran. Jika kita hidup berkesadaran, hidup ilahi, melakoni hidup sebagai jiwa – maka segala kekurangan, kelemahan, kekeliruan, dan lain-lain teratasi dalam sekejap.

(This is Truth That too is Truth by Svami Anand Krishna)

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Selama ini kita menganggap bahwa dosa berbeda dengan kesalahan yang seakan tidak bisa diperbaiki. Kita lupa bahwa dalam salah satu atribut Nya, Tuhan sebagai Yang Maha Pemaaf/Pengampun. Bahkan banyak orang yang mengatakan bahwa sampai matipun, ia tidak akan memaafkan seseorang. Ini berarti bentuk pengingkaran kepada Tuhan tanpa disadari. Ia lupa bahwa Tuhan lebih dekat dari urat lehernya.

Mereka yang tidak memahami arti kesadaran sering menyalahartikan maan dosa sebagai perbuatan yang tidak termaafkan. Hidup berkesadaran berarti hidup dengan secara utuh. Utuh melihat kebenaran dari segala sisi. Yang perlu diperhatikan adalah berpikir, berucap dan berbuat secara tepat.

Hidup sebagai jiwa

Jiwa tidak tidak memiliki jender. Jiwa melampaui dualitas. Hal yang perlu diketahui adalah bahwa jiwa dan roh merupakan dua hal berbeda. Roh memiliki jender. Roh merupakan gugusan pikiran dan perasaan. Pikiran memiliki alam dua litas. Pikiran selalu menimbang pada sisi yang menguntungkan kiri sender. Jiwa sadar bahwa sesungguhnya semua yang eksis di dunia ini merupakan bagian dari dirinya.

Jiwa meliputi segalanya. Jiwa tidak mengenal dosa. Terminologi dari dosa berasal dari dualitas. Adanya istilah dosa diciptakan oleh manusia agar terhindar dari perbuatan yang membuat manusia semakin menjauh dari sejati dirinya. Namun sayangnya, kebanyakan orang pada akhirnya menggunakan istilah ini sebagai alat untuk memperbudak sesamanya.

Bila seseorang melakukan kesalahan disebabkan oleh ketidaktahuannya. Yang membuat orang semakin jauh dari kesejatian dirinya adalah ketika orang tidak mau tahu bahwa ada pengetahuan sejati yang menuntun menuju asal diri sejatinya. Dengan menyadari bahwa dirinya berasal dari Sang Maha Jiwa, ia mengakhiri dosa ciptaan manusia.

Kesadaran bahwa kita semua sebagai bagian dari Jiwa Yang Agung Hanna bisa simulai bila kita mau terus memberdayakan diri sendiri. Kemampuan ini memiliki kekuatan yang maha dahsyat. Pemberdayaan diri sendiri tidak akan bisa diperoleh dari motivator pasaran. Keberadaan seorang mentor yang handal sancta dibutuhkan untuk mengangkat kepribadian unggul yang selama ini terpendam.