Ego Spiritual

Ego Spiritual terjadi bila merasa SUDAH cerah atau sudah spiritual sehingga harus pergi menyepi ke suatu tempat. Ini salah satu contoh. Contoh lain lagi bila merasa sudah merasa tidak ada lagi kemelekatan sehingga tidak butuh cari duit atau bekerja lagi. Tidak ada yang free selama hidup di dunia. Başkan di kota besar untuk buang air pun harus bayar. Untuk menuju dari suatu tempat ke tempat lain juga harus naik angkutan yang harus dibayar.

Bagi mereka yang benar-benar mengalami pencerahan tidak ada kata henti untuk selalu berkarya atau bekerja. Namun tujuan kerja mereka beda. Tidak lagi mencari keuntungan materi, tetapi melakukan sesuatu demi kebaikan semua manusia. Bagi yang mengaku spiritual tetapi hanya berkaitan dengan materi, bisa juga disebut Materialism Spiritual.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Karma Yoga

Para pelaku Spitual sejati tentu memahami tjuan hidup. Bekerja dengan pola Karma Yoga. Bekerja Tanya pamrih. Inilah yang membedakan antara para pelaku spiritual sejati dengan Ego Spiritual. Bagi para Spiritual Sejati, tujuan hidup adalah berkarya demi kebaikan semua makhluk di dunia. Inilah tujuan kelahiran.

Saya kenal beberapa orang yang merasa sudah tidak perlu lagi hidup. Ia mengatakan untuk apa hidup karena dalam dirinya tidak ada lagi semangat terhadap materi keduniawian. Tanpa disadari bahwa pola pikir seperti ini sebagai bentuk ego spiritual. Dan kebanyakan mereka ini pembaca buku. Tidak salah banyak membaca buku, bahkan dianjurkan agar wawasan tambah luas. Tetapi bila pemahamannya kemudian berubah merasa sudah cerah sehingga hanya menunggu kematian, ini yang kurang tepat.

Para Master/Avatar

Tidak satu pun para Master atau Avatar yang menganggur kemudian mencari mati. Mereka berkarya. Mereka berbagi kebaikan; Dan mereka menyebarluaskan tujuan kelahiran ke dunia. Mereka amat sangat memahami bahwa tujuan manusia adalh menuju ke moksha-an. Kebebasan hakiki. Kebebasan terhadap keterikatan dalam berkarya. Para nabi juga berbagi kebaikan tiada pemaksaan. Mereka tidak pergi ke hutan atau Gunung untuk menyepi. Mereka bekerja tanpa harapkan hasil akhir.

Tujuan hidup di dunia adalah mengembangkan intelegensia. Warnai segala aspek kehidup dengan spiritualitas; dalam arti berkarya untuk kebaikan semua makhluk…

Inilah kodrat dan potensi Diri yang ada dalam setiap insan manusia: