Dahulu saya sering mengatakan bahwa yang mengalami evolusi pada manusia adalah jiwa. Seiring dengan semakin tinggi kebingungan saya, ternyata jiwa tidak pernah lahir dan tidak pernah mati. Bagaimana bisa mengalami evolusi?

Jiwa yang ‘ada’ dalam manusia, kata ‘ada’ dalam tanda kutip menurut pemahaman saya sekedar untuk memudahkan saja. Sebagaimana pemahaman yang pernah saya terima dan saya juga setuju, jiwa dalam diri manusia sebagai jiwa individu atau Jivatma. Kolektif para jiwa individu disebut sebagai purusha. (Silakan baca buku Bhagavat Gita by Anand Krishna, www.booksindonesia.com).

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Mind manusia yang terdiri dari gugusan pikiran serta perasaan lah yang mengalami evolusi. Pada hewan mind ini dilengkapi hardware yang disebut batang otak atau limbik. Pada manusia semakin dilengkapi dengan otak baru yang disebut sebagai neo-cortex. Hardware baru ini, sekali lagi ini pemahaman saya, sebagai instrumen untuk evolusi mind menuju intelejensia. Bukan intelektual.

Evolusi intelektual menuju intelejensia ini membutuhkan bimbingan seorang mentor yang sudah berpengalaman. Pengalaman ini bukan saja dalam kehidupan sekarang, tetapi beberapa kali kehidupan dari masa lalu. Seorang mentor ini diberkahi pandangan dari beberapa kehidupan sebelumnya. Ia menyadari bahwa kelahiran yang dialami beberapa kali dari kehidupan sebelumnya. Sebagaimana pernah dinyatakan Jalaludin Rumi bahwa beliau telah pernah menjadi ini dan itu sebelum menjadi Rumi yang kita kenal.

Para Guru Sejati tersebut menyampaikan atas dasar pengalaman mereka. Tidak ada seorang Guru Sejati yang instant hanya bisa mengajar saat kehidupan saat ini. Dan anehnya, para Guru Sejati ini tidak pernah mau dianggap sebagai Guru. Mereka selalu menganggap murid-muridnya teman seperjalanan.

Para murid, murid bermakna ‘murad‘, seseorang yang sadar akan tujuan kelahiran di dunia hanya satu, melakukan evolusi mind menuju moksha. Yang berarti menuju alam kebebasan. Bebas dari keterikatan atau kemelekatan dunia benda.

Agar selalu terjalin kedekatan hubungan antara Sang Guru Sejati dan murid-muridnya, banyak instrumen yang tersedia saat ini, handphone, komputer dan alat komunikasi lainnya. Zaman dahulu sebelum dikenal instrumen modern ini, komunikasi antar mereka melalui telepati. Saat ini fungsi ilmu telepati telah tergantikan instrumen yang saya sebutkan sebelumnya.

Dengan kata lain, sesungguhnya untuk menjaga agar frekuensi getaran antara guru dan murid tetap terjaga pada tingkat frekuensi yang sama bisa dilakukan jauh lebih mudah dibandingkan zaman dahulu. Ini keuntungan dari perkembangan alat komunikasi yang semakin canggih.

Namun sisi negatifnya juga ada. Instrumen tersebut juga memiliki sisi negatif. Bisa digunakan untuk menyebarkan hal-hal yang menarik turun atau me-degradasi mind ke arah tingkat lebih rendah. Hal ini kita bisa lihat bagaimana pengaruh media sosial. Banyak isu negatif dilempar ke media sosial bisa memicu amarah. Yang kita tahu nafsu ini semakin menjauhkan kita dari sifat mulia Nya, Kasih. So, tergantung kualitas pergaulan.

Tampaknya, alam kehidupan kita bisa menuju ke arah kehancuran lebih cepat dengan semakin tingginya kecepatan penemuan instrumen lebih canggih. Hal ini juga pernah terjadi pada satu era kehidupan di masa lalu. Para pembaca bisa melakukan penelusuran yang menunjukkan bukti bahwa sesungguhnya pada era Mahabharata, senjata bom buklir telah digunakan. Banyak temuan menunjukkan bukti ke arah ini.

Semuanya tergantung diri kita masing-masing. Menuju ke alam para DEVA, alam makhluk cahaya atau menuju alam kegelapan. Amat tergantung penggunaan instrumen komunikasi zaman ini. Mau cepat menuju alam DEVA, gunakan instrumen secara efektif agar tetap terjaga pada frekuensi kesadaran yang mengkat ke arah Keilahian atau kemuliaan.

Mau tertari ke alam kegelapan, silakan hubungan dengan para danawa atau raksasa lebih intensif. Tentu sikap para danawa adalah menuju kegelapan…….