Dari buku Bhagavat Gita Sloka 3:38 ulasan Anand Krishna:

“Sebagaimana api tertutup asap, cermin oleh debu, dan janin oleh kandungan, demikian pula kesadaran diri atau pengetahuan sejati tentang hakekat diri sebagai Jiwa, percikan Jiwa Agung, tertutup oleh nafsu keinginan dan amarah.”

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Demikian yang disampaikan oleh Krishna kepada Ajuna dalam Bhagavat Gita atau nyanyian Ilahi…

Seorang Krishna menyampaikan ajaran sebagaimana yang dialaminya. Pengetahuan yang didasarkan pengalaman adalah pengetahuan sejati atau true knowledge, ini juga yang disebut knowingness, sebagai  Pengetahuan Sejati. Pengetahuan berdasarkan pengalaman. Bukan pengetahuan pinjaman. Memang pada awalnya berupa pengetahuan pinjaman dari buku atau pengalaman seseorang. Namun seseorang mau menggali ke dalam diri sehingga bisa mengalami sesuatu, yang sebelumnya berupa pengetahuan pinjaman.

Setiap orangpun juga akan mengalami hal yang sama. Tidak ada sesuatu yang baru di atas bumi, ‘Nothing is new under the sun.’ Terima pengetahuan itu, tetapi jangan disampaikan jika belum mengalaminya terlebih dahulu. Apa bedanya?

Seorang yang sudah mengalami akan menyampaikan sesuatu dengan inner power. Seorang Guru Sejati atau The True Guru mengatakan akan sesuatu yang sama dengan pengetahuan dalam buku. Tetapi anehnya adalah bahwa bagi yang mendengar dan meyakini atau percaya pada guru tersebut, pengetahuan yang disampaikan akan melekat dalam diri sang murid. Inilah energi atau power yang dimaksudkan. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Karena antara ke duanya, guru dan murid, memiliki tujuan yang satu dan sama. Mengakses keilahian dalam diri. Segala sesuatu yang disampaikan sang guru memiliki tujuan yang satu dan sama dengan sang murid, menyadari hakekat diri sejati. Kemuliaan jiwa, bukan untuk mengumbar perburuan kenyamanan dunia. Ke duanya sadar akan tujuan kelahiran setiap insan, moksha.

Kembali pada Sloka di atas…..

Kita semua tahu dan sadar apa yang dimaksud dengan keinginan dan amarah…

Ke duanya saling berkaitan dan bagaikan dua sisi mata uang. Dimana ada keinginan disitu ada kemarahan. Kemarahan adalah ekspresi dari kenginan yang tidak terpenuhi. Dari hasil pengalaman seorang Krishna, kesejatian diri adalah potensi yang sudah ada dalam diri setiap insan. Ketidaksadaran akan jati diri atau kebodohan terjadi ketika keinginan yang berlebihan menguasai hatinya. Keinginan yang dilandasi oleh kenikmatan badaniah. Keinginan yang berlebihan menjadi tuannya.

Keinginan ini merupakan hasil olahan intelektual. Intelektual adalah pikiran. Pikiran tentu dikaitkan dengan materi atau badan. Jika pikiran seperti ini yang berkembang, maka dapat dipastikan semuanya didasarkan untung rugi bagi individu. Individu bisa berupa golongan, kelompok atau diri. Ego dalam bentuk lebih besar.

Keiginan yang didasari atas kenikmatan inderawi bukanlah keinginan Jiwa. Jiwa tidak mendambakan kebahagiaan yang sementara. Karena jiwa bersifat abadi. Oleh karenanya, ia mendambakan yang abadi juga. Kebahagiaan sejati tidak akan diperoleh dari sesuatu yang tidak abadi. Materi bukan sesuatu yang abadi. Hanya sementara, kebahagiaannya juga sementara. Bahkan disebut kelegaan bukan kebahagiaan… Kelegaan atas terpenuhinya keinginan…

Melakukan penghapusan atas keinginan bermakna memunculkan diri sejati. Krishna sadar betul bahwa keinginan iderawi bagaikan debu yang menutupi cermin. Hapuslah keinginan yang bersifat sementara, maka kebahagiaan sejati pun muncul. Kebahagiaan sejati tida perlu dicari. Ia sudah ada dalam diri sendiri. Ia tidak hilang, yang dibutuhkan hanya menyadarinya. Duduk diam dan tutup mata. Mengapa harus tutup mata?

Pertanyaan yang bagus….

Saat mata terbuka, dengan sendirinya pikiran bekerja. Melihat sesuatu akan memicu kerja pikiran. Pikiran adalah debu ketidaksadaran. Dari pikiran muncul bermacam hal yang menutupi kesejatian diri. Oleh karenanya mata harus tertutup Ketertutupan mata berarti cara menyatakan bahwa kita tidak mau menggunakan pikiran. Mungkin anda bertanya, bagaimana dengan yang indera penglihatannya tidak berfungsi degan baik?

Mata, telinga, mulut adalah alat komunikasi. Melaui indera mata, telinga hidung, dan kulit kita merasakan sensasi inderawi. Alat komunikasi ini menciptakan keterkaitan dengan materi. Mata adalah penyerap energi paling boros, 70% energi terboroskan lewat mata.

Pendengaran adalah alat komunikasi bagi yang alat penglihatannya tidak berfungsi…

Keinginan terjadi ketika alat komunikasi terbuka…..