Asy Syuaraa berulang-ulang mengingatkan supaya kita meniru para rasul, para nabi, dan tidak mengharapkan “upah” dari manusia (antara lain seperti dalam ayat 180).

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Sesungguhnya inilah yang membedakan kita dari para rasul dan khalifatullah. Kita mengharapkan imbalan dari dunia, dan harapan itu membuat kita menjadi “warga dunia”. Kita menjadi budak dunia. Sementara para rasul dan khalifatullah tetap mempertahankan kewarganegaraan mereka. Mereka tetap menjadi warga surga yang sedang berkunjung ke dunia. Mereka mempertahankan status mereka sebagai “tamu”.

Apa arti ibadah atau ritual hajj? Hajj adalah peringatan, untuk mengingatkan kita bahwa fitrah kita bukanlah sebagai warga dunia, tetapi sebagai duta Allah yang sedang berkunjung di dunia atas perintahNya. Jika kita tidak menyadari hal itu, maka kita menjadi warga dunia yang sedang berkunjung ke bait Allah sebagai tamu Nya. Apakah Allah membedakan antara warga atau tamu? Bukankah kita semua adalah ciptaanNya? Ya betul. Dia tidak membedakan. Kita sendiri yang menentukan kedudukan kita. Kita sendiri yang memilih, dan menempatkan diri sebagai pengunjung/tamu di dunia atau sebagai warga tetap.

Berikutnya dijelaskan adab atau disiplin seorang tamu di dunia;

1. Penilaian yang benar,

2. Tidak merampas hak manusia,

3. Tidak merusak dunia, dan

4. Selalu bertaqwa pada Gusti Allah (ayat 182/4).

Inilah adab seorang tamu di dunia. Pilihan sepenuhnya ditangan kita. Sesungguhnya seperti mursyid mengatakan “Allah Maalik hai” – Gusti Allah Maha Memiliki. Mau jadi warga dunia atau tamu di dunia, kita semua tetaplah milikNya. Adalah demi kebaikan kita sendiri bahwa pilihan itu di-“cipta”-kan supaya kita bisa “bermain” dengan cantik. Marilah kita mencontohi permainan cantik para pecintaNya dengan mempertahankan kewarganegaraan surga kita yang sedang berkunjung ke dunia sebagai tamu. Sehingga hajj kita bukanlah sebagai tamu Allah, tetapi sebagai hamba Allah.

Kita semua “warga surga yg sedang berkunjung ke dunia”. Anggap saja diri kita sebagai alien, ET. Dan, tujuan kita disini untuk membangun surga di dunia. Supaya teman2 lain sesama ET punya tempat penginapan yang menyerupai watan, kampung halaman mereka. Sekaligus supaya warga dunia lain “jadi ngerti”, oh ternyata dunia ini nggak seberapa, ada yang lebih cantik! Jadi anggap saja dirimu sales promo dari surga.

Semoga kita semua ingat, sesungguhnyalah kita warga surga yg sedang berkunjung ke bumi……..