Nilai Kemanusiaan
Nilai Kemanusiaan menjadi tujuan utama yang harus ditumbuhkembangkan bagi setiap anak manusia. Jadilah manusia atau ‘manur bhava’. Ya, ini yang utama. Selama ini kita terus berteriak Hak Asasi Manusia, tetapi sudahkah kita menjadi manusia? Mungkin banyak orang sakit hati bila disebutkan belum jadi manusia. Sebelum ada yang marah, mari kita pahami ini.
Dalam buku Kehidupan by Anand Krishna dituliskan:
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Jiwa seseorang tidak sadar akan nilai dirinya, pengertian dia tentang hankya akan kabur, tidak jelas. Dia akan muncul dengan ide-ide yang aneh, lucu. Renungkan pemahaman seorang pengemis tentang haknya: Biarkan saya bebas mengemis, bebaskan diri saya dari kejaran polisi. Apakah jawaban mereka pantas?
Hak Asasi Manusia
Ya, itulah yang dipahami oleh umum. Hak bagaikan gerobak sapi. Seseorang yang belum memahami perbedaan antara nilai dan hak bagaikan menempatkan gerobak di depan sapi. Tanpa memahami nilai terlebih dahulu, seeorang akan berteriak hanya minta hak.
Sedangkan mereka yang telah memahami nilai tidak akan menuntut hanya. Mari kita baca kutipan dari buku Kehidupan berikut ini:
‘Tempatkan nilai nilai kemanusiaa dulu. Jika Anda telah melakukan hal itu, Anda sebenarnya tidak perlu membicarakan hak asasi lagi. Seseorang yang telah mengetahui nilainya, menyadari kemampuan serta keterbatasan dirinya – menjadi orang yang berkualitas. Dia percaya diri sendiri. Dia tidak pernah menuntut. Dia tidak akan menuntut apa pun, karena orang yang bernilai akan selalu dihargai. Tanpa meminta sesuatu, kebutuhan akan dipenuhi.’
Ini yang akan terjadi bila belum bisa memahami nilai kemanusiaannya.
Arti Kebebasan
Tidak semua politikus memahami bahwa dalam dirinya pun belum ada nilai kemanusiaan. Banyak hal terjadi di sekitar kita saat tahun berpolitik ria, 2019. Kita bisa mengamati denga seksama bila nilai kemanusiaan kita berkembang. Namun sebaliknya, bila nilai nilai kemanusiaan dalam diri kita belum bertumbuhkembang, kita dengan mudah mengatakan bahwa itu adalah Hak Asasi Manusia untuk berpendapat. Itu kan kebebasan untuk berbicara menaympaikan pendapat.
Bagi mereka yang memahami nilai kemanusiaan sebagai nilai tertinggi yang sepantasnya dijunjung tinggi, akan merasa heran bahwa seorang yang mengaku wakil yang duduk di kursi terhormat menyuarakan sesuatu yang berpotensi memecah belah bangsa. Bahkan yang lebih menakutkan adalah, demi perolehan suara banyak, ia rela membela sesuatu yang berpotensi merusak negerinya. Tanpa sadar bahwa yang lembaga yang dibelanya dianggap sebagai organisasi terlarang di beberapa negara yang memiliki basis keyakinan sama.
Dengan memahami perbedaan antara Hak atau Nilai, kita bisa melihat secara jernih keadaan sekitar.