Judul yang salah, tidak ada para pejalan spiritual sejati berhalusinasi. Halusianasi terjadi bagi para orang yang ‘merasa’ sebagai pejalan spiritual. Pada hal mereka sama sekali belum menyentuh laku para spiritual sejati. Bahkan sesungguhnya sedang berandai-andai, termasuk saya.
[ecp code=”Post”]Yang ‘merasa’ sudah melakukan spiritual senang meditasi. Seringkali meditasi dianggap hanya duduk diam. Bagi para pejalan spiritual, meditasi dengan duduk hanyalah sebagai sarana awal untuk hidup meditatif. Meditasi adalah laku hidup yang harus dijalankan sehari-hari dengan penuh kesadaran serta rasa ceria penuh empati untuk melayani sesama.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Alhasil, banyak dari mereka yang mengaku saya sudah ‘blank‘ ga tahu saya dimana.Bahkan jika pun benar ‘blank‘, lantas mau apa? Banyak orang berhalusinasi merasakan sensasi ini dan itu. Ada yang merasakan getaran pada pusat energi di atas, di da dan sebagainya, tetapi dalam keseharian belum muncul sikap pelayanan terhadap sesama dalam berbagi kasih. Bukankah cerita sensasi ini dan itu juga tidak pernah digembar-gemborkan para suci? Namun implementasinya jelas, para suci dan para avatar bisa berbagi kasih dan pengetahuan yang mengajak orang menjadi baik. Bukan kah ini yang penting.
Inilah yang sering terjadi. Banyak dari kita mengaku bahwa ia sudah tidak ada. Sadarkah kita bahwa ketika mengaku tidak ada, lantas siapa yang mengaku? Bukankah ini kebohongan atau bahkan ia sedang berhalusinasi, seakan-akan tidak ada. Jika benar ga ada, dapat dipastikan ia sudah lenyap dari dunia ini. Ia tidak lagi bisa komunikasi dengan kita. Ketika ia ‘merasa’ tidak ada, bukan kah hanya perasaan saja??? Jangan khawatir, saya juga begitu. Itulah sebabnya saya membuat tulisan ini, untuk ingatkan diri sendiri…
Apa yang terjadi???
Prana dalam dirinya kacau. Antara kesadaran tubuh dan kesadaran pikiran ada satu lapisan keasadar penghubung, lapisan kesadaran Pranamaikosha, lapisan kesadaran prana atau life force, daya hidup. Apabila lapisan kesadaran ini kacau, maka yang sering terjadi adalah tidak sinkronnya hubungan antara pikiran dan tubuh. Inilah yang terjadi, ia merasa tidak ada atau tidak melakukan apa-apa. Apa yang diucapkan tidak disadarai oleh tubuh.
Meditasi dalam bentuk silent sitting adalah untuk memperbaiki prana sehingga hubungan antara pikiran dan tubuh selaras. Dengan adanya keselarasan ini, orang tersebut berpikir, berucap serta berbuat selaras dengan alam. Sifat alam adalah mengambil sebatas yang dibutuhkan. mereka yang serakah dan merasa ingin memiliki dunia sesungguhnya juga tidak selaras antara pikiran dan tubuh. Tubuh hanya membutuhkan yang terbatas sabagaimana takarannya, pikirannya ingin memiliki sebanyak mungkin yang melebihi kebutuhannya.
Keinginan yang berlebihan mengakibatkan penderitaan. Inipun terjadi karena ketidakselarasan hubungan antara pikiran dan tubuh. Prananya kacau. Bisa dilihat pada mereka yang konsumsi narkoba juga perokok berat yang dalam seharinya harus menghabiskan beberapa bungkus. Lebih dari satu bungkus saja sudah menunjukkan bahwa prana orang tersebut kacau. Boleh saja menjawab, saya ga begitu. walaupun saya menghabiskan sekian bungkus, saya tetap sadar. Benarkah???
Mari kita renungkan, baik kah rokok bagi kesehatan kita? sadarkah kita bahwa saat merokok sekian banyak, kita sedang berbuat kekerasan terhadap tubuh kita? Dengan berbuat kekerasan terhadap tubuh, kita sedang merusak kuil Tuhan. Bukankah Tuhan bersinggasana dalam hati kita? Dengan sendirinya tubuh kita adalah kuil atau rumah Tuhan untuk berkarya di bumi.
Kembali ke masalah prana. Tanpa prana seseorang tidak bisa hidup. Memang banyak yang mengkaitkan tenaga dalam dengan prana. Bisa saja hal ini terjadi. Karena sesungguhnya prana banyak jenisnya. Saat kita buang angin alias kentut, daya yang mendorong juga prana. Saat seseorang ingin buang air besar atau kecil, prana juga yang mendorong. Bukan kah ini juga termasuk tenaga dalam? Tenaga dari dalam.
Bila suatu ketika, kita merasa bahwa bukan saya yang melakukan, pada hal kita, kita harus waspada. Kita harus berupaya untuk menyelaraskan hubungan pikiran atau lapisan manamaikosha, lapisan kesadaran pikiran dan anamaikosha, tubuh. Perbaiki lapisan pranamaikosha dengan pengaturan nafas. Duduk diam dan hanya perhatikan nafas. Semakin turun frekuensi nafas semakin tenang gelombang otak. Lapisan prana semakin membaik. Daya hidup juga semakin membaik. Efeknya, kesehatan pun meningkat. Organ dalam tubuh bekerja semakin rileks dan santai. Itulah ritme alami yang normal.
[ecp code=”Post”]