Ikut Arus

Ikut Arus? Inilah kecelakaan dalam kehidupan saat ini. Ini bukti kelemahan kita. Mari kita simak kalimat di bawah ini:

Ia yang percaya sepenuhnya pada perkataan orang lain tentang dirinya adalah seorang lemah. Ia tidak memiliki energi untuk maju dan berevolusi. Ia hanyalah seorang biasa tipe “Ikut bersama arus”, yang tidak percaya bisa melawan arus.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Selama sekian masa kehidupan, kita mengikuti arus. Dan, kita akan mengulangi siklusnya lagi, jika tidak berani melawan arus. Bulatkan niat Anda; kapanpun dibutuhkan, lawanlah arus dengan penuh tanggung jawab, jangan secara sembrono.  

(This is Truth That too is Truth by Svami Anand Krishna, www.booksindonesia.com)

Ketidakmampuan kita melawan arus membuktikan kita masih diperbudak oleh massal. Kita tidak atau belum mengakses Sang Maha Sumber Energi. Dia Sang Maha Sumber tidak jauh dari diri kita. Dia lebih dekat dari urat leher kita. Ketidakpercayaan atau ketidakmauan dari kita untuk mengkases menjadi kendala utama menuju kelemahan diri sendiri.

Semakin kita menjauh dari Sang Maha Sumber semakin lemah kita. Dan ini hanya bisa terjadi atas kemauan kita sendiri. Bukan faktor di luar diri. Hanya bila sering mengakses Sang Maha Sumber Agung, kita memiliki sumber energi tanka batas dalam melawan kelemahan diri sendiri.

Hidup Pengulangan

Hanya orang dangkal pengetahuan yang percaya bahwa hidup bukan pengulangan. Ini karena ketidakmauan dari diri kita untuk belajar dari sekeliling kita. Sebagai contoh; ketika satu pohon mati, batang dan daun pohon membusuk kemudian terurai menjadi pupuk di tanah. Pupuk yang berasal dari batang pohon diserap tumbuhan lainnya. Dan pada akhirnya timbus falam bentuk lain. Hanya terjadi perubahan bentuk.

Demikian juga manusia, yang mati kemudian terurai adalah tubuh kasar, si roh tidak mati. Mari kita simak video berikut:

Bila kita masih menganggap diri lemah, kita akan mengulang lagi dan mengulang lagi lagi. Ini proses alam. Bila dalam kehidupan saat ini kita tidak bisa memahami tujuan kelahiran, yaitu moksha atau kebebasan diri dari perbudakan lingkungan atau keterikatan terhadap bendawi, kita dipaksa oleh alam untuk mengulang pelajaran sampai bisa memahami proses kerja alam.

Pengulangan terjadi karena kita belum sadar akan jati diri sejati. Sadar bahwa hakekat manusia bukanlah badan, bukan pikiran serta perasaan. Bila kita sadar akan sejati Diri, maka pengulangan lahir tidak lagi dibutuhkan. Permainan Sang Jiwa sudah usai….

Hanya melalui meditasi bisa terjadi transformasi dari intelektual/mind menjadi buddhi/intelejensia. Betapa berharganya hidup…..