Mainstream
Mainstream berarti mayoritas melakukan atau kebiasaan umum. Karena kebanyakan orang tanya mengikuti kebiasaan yang ada dalam kebiasaan masyarakat umum. Pada dasarnya merupakan kemalasan untuk melakukan hal yang anti mainstream. Selain itu, sebagaimana pengalaman masa lalu, mereka yang melawan arus dapat diberikan label ‘sesat’. Para avatar dan para suci di masa lalu pun mengalami hal sama. Dikucilkan karena tidak mau tunduk pada ketidaktahuan yang dianut oleh umum.
Padahal pemahaman para suci dan avatar jelas menuju ke arah kemuliaan. Karena itu jura tujuan utama keberadaan manusia lahir di bumi. Pemulihan atau transformasi kesadaran. Keberadaan manusia di bumi bagaikan ayam. Pikiran yang dipenuhi alam kebendaan bukan tidak bersifat materi, karena pikiran dan perasaan itu sendiri sesungguhnya juga materi (Buku Spiritual Astrology by Anand Krishna).
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Ritual yang mencelakakan
Untuk mengikuti suatu kepercayaan pun seharusnya kita bisa memilah. Setiap orang memiliki kemampuan untuk memilah dan memilih. Ini karena setiap orang diberikan suatu alat baru yang tidak ada pada wujud sebelumnya. Dan mereka yang hanya mengikuti mainstream kebanyakan atau bahkan tidak menggunakannya. Mereka masih menggunakan alat lama yang bersifat menarik ke arah kenyamanan indrawi.
Ketidaktahuan mengikuti suatu kepercayaan dengan ritual yang menjauhkan dari kemuliaan jiwa membuat kita lama berada di tempat yang nyaman bagi pemahaman umum. Memang dengan mengikuti ritual, kita dianggap baik di mata umum, tetapi bukan berarti kita bahagia. Pada ujung perjalanan hidup, kita akan tahu bahwa ritual yang dilakukan tidak menyelamatkan sang jiwa.
Banyak ritual yang dilakukan umum semakin menjerumuskan kita ke jurang penderitaan.
Memaknai demi keselamatan
Pemahaman permintaan Tuhan untuk mengorbankan anak bukanlah sebagaimana yang sekarang difahami oleh mainstream, tetapi yang harus disadari bahwa keterikatan paling besar yang kita miliki adalah terhadap anak. Dan bila kita ingin menempuh jalan spiritual, keterikatan utama inilah yang mesti dipotong. Hanya degna cara itu, kita bisa menapak menuju kepada Dia.
Ritual pemotongan hewan yang dilakukan sekarang ini sangat mudah. Tetapi tidak akan bisa menyelamatkan sang jiwa. Sang Jiwa semakin terjebak oleh ego kesombongan. Ego arogansi yang demain menyeret kita ke jurang ketidakbahagiaan. Membeli kemudian pamer bahwa kita bisa menyumbang dengan hewan sebesar dan semahal itu membuat kita semakin jauh mengikuti pusaran ketidaktahuan. Pusaran sifat hewaniah….
Dan ini bukan jalan para suci dan avatar. Ini jalan para demon….