Perdebatan intelektual sering menjadi kebanggaan kebanyakan orang. pada hal tidak menghasilkan sesuatu bagi evolusi kesadarana kita. Kesadaran kita terus berkembang sampai tiada akhir. Selama masih hidup di alam nyata ini selama itu pula tiada kesadaran yang purna. Banyak orang yang sudah merasa ‘bisa’ atau tinggi kesadarannya, namun sayang hal ini tidak pernah benar.
Ketika seseorang mengatakan sudah, tanpa sadar ia mengatakan belum. Seseorang yang melakukan perjalanan ke suatu tempat, misalnya A, saat tiba di tempat tujuan A, ia tidak akan mengatakan demikian pada mereka tang bertempat di A. Tidak akan ada gunny.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Ia juga tidak akan mengatakan bahwa pada temannya yang belum sampai A tentang keadaan situasi di daerah A. Tidak ada gunanya juga. Sebab jika temannya belum memahami situasi di tempat A, ia akan mengatakan bahwa ia sedang pamer. Serba salah memang.
Lucunya banyak orang banyak orang melakukan perdebatan tentang hal yang sama sekali tidak diketahui. Misalnya berdebat tentang Tuhan. Jelas akan membuang waktu. Karena ke duanya belum tau tentang Tuhan. Parah lagi jika kita ada seseorang yang mengatakan bahwa harus bertaqwa pada Tuhan. Taqwa berarti patuh, apakah mungkin kita patuh pada sesuatu yang belum pernah kita lihat. Jika tidak mau ikutan bertaqwa, orang akan langsung menuduh ‘Ateis’. Pada hal yang mengatakan harus bertaqwa pun jika ditanya tentang Tuhan itu apa, ia alan menjawab: ‘Kata si A demikian.’ Jika ditanyakan pada si A, ia akan menjawab, ‘Kata si B…’ Dan selanjutnya…
Tanpa sadar kita menjadi budak kata. Dalam keseharian pun kita bisa saling cakar-cakaran. Saling memaki serta berkelahi hanya mendengar si B memaki saya, kata si C. Kita merasa terhina, kemudian ribut. Inilah kondisioning kita yang hidup dalam dunia yang kita tidak ketahui. Kita hidup di bawah pengaruh kata orang lain. Kita hidup di alam maya atau ilusi. Alam ilusi atau maya ciptaan pikiran kita sendiri.
Benarkah ada alam maya atau ilusi?
Jangan terburu-buru mengatakan betul atau tepat. Ilusi jika tidak dirasakan. Jika tidak percaya, cubit lengan anda. Jika masih sakit berarti tidak di alam ilusi. Alam nyata karena masih merasakan sakit. Uang tidak butuh? Siapa bilang…. Tanpa duit, kita tidak bisa beli makanan…
Semuanya alam nyata, hanya kita harus sadar bahwa adalah sifat alam yang selalu berubah. Dalam kehidupan di alam yang sifat perubahan adalah abadi, kita harus mampu beradaptasi. Kita harus selalu inkonsisten. Kata orang harus konsisiten agar dikatakan hebat. Ya konsisten pada inkonsistensi. Sesta ada sesaat kemudian tiada. Inilah inkonsisten, tetapi konsisten pada sifat perubahan. Hidup selalu berkembang. Bisa juga keyakinan kita berkembang. Inilah makna hidup yang sesungguhnya.
Lepaskan intellectual gymnastic jika ingin menggapai kebahagiaan sejati. Syukuri segala keadaan dan terima sebagai suatu kenyataan seni kehidupan…
Moon maaf jika bertambah bingung.
Terima kasih, anda telah berkenan membaca sehingga anda tambah bingung…..