Kafir berasal dari kata khufur, menutup hati. Segala penderitaan terjadi ketika hati terbuka terhadap benda duniawi. Keterbukaan hati menjadikan orang begitu melekat. Satu saja keinginan tidak terpenuhi, maka diri pun menderita. Tergantung konteksnya, jika ketertutupan hati terhadap benda yang tidak abadi, maka kebahagiaan pun menjadi keniscayaan.

[ecp code=”Post”]

Kafir terhadap suara orang banyak membuat diri bahagia. Saat kita sering mendengarkan suara orang banyak, kita menjadi budak dunia. Saat itu segala gerak kita dipengaruhi massal….. Bagaimana mungkin bisa bahagia jika kita jadi budak dunia?

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Memperhatikan ikan salmon. Saat ia akan bertelur, ia pergi ke hulu. Ia melawan arus. Bukankah para mistik dan sufi juga melawan arus kehidupan saat akan membuahkan hasil kehidupan? Apakah hasil atau buah kehidupan bagi seseorang? Jika ia mampu mengenal dirinya. Buah kehidupan bukan lah yang bersifat bendawi. Benda adalah bagian dari dunia. Saatnya tubuh ditinggalkan jiwa, ia tertinggal bersama benda yang bisa disentuh di tempat asalnya, dunia. Aku sejati bukan berasal dari dunia benda, jadi buah dari kehidupan adalah sesuatu yang bermakna bagi Sang Jiwa. Dunia adalah arena untuk mengolah buah manis bagi Sang Jiwa. Jika saat di dunia tidak bisa memanfaatkan waktu, ia akan merugi.

Kerugian yang amat besar bagi evolusi jiwa, tepatnya evolusi mind atau pikiran. Apa urusannya? Hanya saat berada di dunia inilah mind bisa mengalami evolusi atau transformasi. Tanpa adanya kehidupan di alam benda, tiada terjadi evolusi. Memang aneh, apa sih maunya Tuhan??? Ini dia yang senantiasa menjadi pertanyaan abadi dari dulu sampai akhir zaman. Hanya Dia lah yang tahu kemauan Dia…

Ingatan selintas tersengat oleh lirik mistik dari Sindhu, ‘Entah Apa Kesukaan nya…. Entah Siapa yang disukai Nya…’ Lirik ini sangat mengena. Di dunia ini ada yang bertabiat buruk, ada yang baik. Ke duanya bisa eksis di bumi Tuhan. Mengapa sering kali orang menghakimi sesamanya, Dia Sang Pemilik Tunggal pun mengijinkan, kita yang bukan pemilik sering melakukan penghakiman… Aneh bin lucu sifat kita…

Mereka yang mengalir searah dengan keramaian dunia tidak akan bisa membuahkan kehidupan. Mengalir bersama arus kehidupan berarti mengikuti khalayak ramai. Mengikuti arus orang banyak. Melihat jumlah orang suci dan avatar juga sedikit. Artinya bahwa jumlah banyak belumlah menjamin seseorang membuahkan kehidupan. Kebanyakan dari kita adalah masyarakat yang tidak tahu…

Buah yang disukai adalah yang manis. Demikian juga buah kehidupan juga manis. Manis bagi yang bersangkutan, bukan berarti manis bagi orang banyak. Pesan para suci manis dirasakan oleh mereka yang memiliki keselarasan keinginan dengan para suci. Sayangnya keinginan para suci untuk membuahkan kehidupan sering kali tidak selaras dengan aliran orang banyak. bahkan kadang menyakitkan…

Keinginan para suci dan avatar adalah menggapai kebahagiaan abadi. Keberadaannya di dunia untuk berbagi. Sebagaimana yang selalu ditanamkan dalam dirinya, begitu juga yang tampak di luar. Itu juga yang dibagikan. Para suci terus menerus menanam kebajikan dalam dirinya. Karena seluruh perhatiaannya dipusatkan menanamkan kebajikan, itu juga yang dibagikan pada masyarakat sekelilingnya.

Menutup hati terhadap dunia berarti menjadi kafir bagi benda dunia. Semakin sedikit yang melekat dari benda dunia, semakin tertutup hatinya. Inilah yang dimaksudkan kafir, kafir terhadap benda yang hanya menyentuh panca indra. Panca indra adalah bagian daripada tubuh. Sebagaimana sifat indra yang hanya sementara, kesenangan pun hanya berisfat sementara. Jelas hal ini tidak sesuai dengan jiwa.

Jiwa bersifat abadi. Jiwa tidak akan puas dengan yang non abadi alias sesaat. Ketertutupan hati atau kafir terhadap benda yang tidak abadi atau sementara akan mendorong kebahagiaan Sang Maha Jiwa. Sifat yang abadi ini membuat hati bahagia. Membuka hati terhadap benda dunia menciptakan kuburan bagi Sang Maha Jiwa. Sebagaimana yang disampaikan oleh Musa, Tuhan maha pencemburu. Saat ada Tuhan dalam hati, semua bendawi harus dilupakan bahkan dihapus..

[ecp code=”Post”]