Pagi ini, saya menyapa seorang driver di rumah. Ia baru menyelesaikan pernikahan anak bungsunya. Saya berkata: ‘ Wah sudah selesai tanggung jawabnya menikahkan anak terakhir. Tinggal melanjutkan momong cucu.’ Saya merenung sesaat.
Kapan hidupnya????
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Lahir, sekolah kemudian kerja. Dilanjutkan menikah dan punya anak. Anak besar dilanjutkan dengan menikahkan anak sebagai tanggung jawab. Semuanya urusan mencari duit dan hanya materi badaniah. Kemudian dilanjutkan dengan momong cucu. Materi lagi. Bukankah manusia bukan hanya terdiri dari tubuh? Masih ada jiwa atau soul. Soul butuh hidup. Kapan hidupnya?
Selama perhatian banyak fokus pada urusan luaran, kapan soul atau jiwa terurusi. Bukan kah manusia adalah jiwa yang bertubuh. Bukan tubuh berjiwa.
Antara tubuh dan jiwa yang abadi adalah jiwa. Tubuh adalah benda yang sesaat ada sesaat lain tiada. Inilah sifatnya. Tidak abadi alias selalu berubah. Perubahan itulah yang abadi.
Tubuh kita mati dikuburkan, dalam tanah tubuh terurai san kemudian diserap tanaman lain. Berubah terus bentuknya. Jiwa tidak berubah. Jiwa terbelenggu atau terpenjara oleh mind atau gugusan pikiran dan perasaan. Tanpa jiwa tidak satupun yang eksis.
Karena sibuk mengurusi badan, kita lupa bahwa ada Jiwa yang harus dibebaskan dari penjara. Penjara mind atau pikiran dan perasaan. Kurangi atau bahkan lepaskan keterikatan urusan tubuh.
Bukan kah ada agama? Ini sanggahan dari sebagian orang. Benarkah agama mengurusi jiwa?
Mari kita urai. Agama yang kita kenal tidak beda dengan urusan benda. Agama tidak berjiwa. Urusannya ritual dan cara mengenakan pakaian pembungkus tubuh. Ritual urusannya pameran bahwa saya beragama X. Pergi ke tempat ibadah harus berpakain seperti ini. Naik mobil ini. Sepatu nya warna ini agar matching dengan baju. Bukankah hanya urusan luar?
Jika mendatangkan guru agama di rumah harus baca kitab agama. Harus bisa hafal ayat. Harus tuntas baca kitab sekian kali. Semuanya urusan luaran. Makanan jenis ini, jika tidak diperturutkan nanti masuk neraka. Kapan urusi jiwa sendiri??? Bagaimana mungkin jiwa hidup karena tidak diperhatikan.
Jika jiwa tidak diurus dapat dipastikan bahwa kita dalam keadaan tewas. Tubuh bisa bergerak tetapi kematian jiwa bagaikan baju tidak dipakai. Baju memiliki kehidupan jika dipakai oleh manusia. Tanpa manusia, baju hanya sekedar kain lap.
Urusi jiwa dengan cara memasukkan asupan ke dalam tubuh kita. Asupan yang bisa menghidupkan jiwa, dengan cara ini baru kita hidup…….
Asupan yang bisa menghidupkan jiwa adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi perkembangan jiwa. Bukan berarti cari diit tidak perlu. Tanpa tubuh jiwa tidak akan berkembang. Tubuh berguna sebagai prasarana untuk menunjang evolusi jiwa…..