Ya, ceria dan menceriakan orang lain adalah jalan menuju Tuhan. Tuhan sangat tidak menghendaki manusia untuk hidup sengsara. Hidup sengsara serta penuh derita adalah perbuatan kekerasan. Namun demikian, jangan manjadi alasan ketika kita ceria harus membuat orang lain menderita. Ini suatu perbuatan kekerasan. Kekerasan terhadap diri sendiri maupun sesama makhluk hidup.

Ceria adalah sifat alam. Lihatlah daun dari pohon meliuk dengan indahnya saat tertiup angin lembut. Dengarkan suara burung berkicau. Mereka berkicau karena merasakan kebahagiaan. Seseorang bisa merasakan kebahagiaan ketika ia tidak kekurangan. Segala kebutuhannya terpenuhi. Ingat, kebutuhan bukanlah keinginan. Kebutuhan adalah hal utama bagi manusia untuk hidup layak. Saat seseorang hidup layak, ia mulat bisa berpikir sesuatu yang lain. Kemuliaan aiwa. Jika until memnuhi kebutuhan dasar hidup saja tidak bisa, sedikit harapan bisa memikirkan kemuliaan bagi jiwa. Karena segala perhatiannya tercurahkan untuk mengatasi hal mendasar untuk hidup.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Setiap manusia butuh makan untuk hidup. Namun, kehidupan jiwa tidak bisa terpenuhi jika makan berlebihan. Kita harus memiliki batasan atau ceilling. Tentu ada batasan yang kita maknai sendiri-sendiri. Ketika kebutuhan dasar untuk hidup, manusia seharusnya berpikir sesuatu yang lain akan tujuan keberadaannya di bumi ini.

Selama ini kita terkondisikan bahwa jalan menuju Tuhan harus dengan penuh penderitaan. Harus menjadi pertapa yang tidak memiliki apa-apa. Harus seperti pendeta yang berkelana tanpa bekal. Bisa saja seseorang menjadi pengelana tanpa bekal berjalan menuju Tuhan. Namun demikian, orang yang demikian seharusnya sudah pernah memiliki dan merasakan hidup nyaman. Sampai suatu ketika bisa berkata bahwa ternyata harta duniawi tidak bisa membawanya menuju Tuhan atau kebahagiaan. Orang yang seperti ini sadar sepenuhnya bahwa segala kenyamanan dunia diadakan oleh Keberadaan untuk dinikmati. Namun kenikmatan dunia bukanlah tujuan kelahirannya. Atas dasar kesadaran ini, ia rela melepaskan harta serta kekuasaan untuk menuju Tuhan. Ia sadar bahwa keterikatan pada bendawi sebagai sumber yang menjauhkan dari kebahagiaan sejati.

Sift alam adalah keceriaan. Itu pula sifat Tuhan. Agar frekuensi sama, maka jalan menuju Tuhan juga jalan keceriaan. Saya ingat pada keponakan saya. Ia berumur 2-3 tahúr. Ia penuh energi. Ia bisa bergerak ke sana kemari tanta ada rasa lelah. Ia penh ceria dan bahagia. Saat ceria itulah ada keterhubungan dengan Sang Maha Sumber Agung. Ya, ceria dan bahagia bisa membuat orang penuh maaf. Bukankah Dia Sang Maha Pemaaf?

Rasa ceria dan bahagia adalah jalan menuju kepada Dia Sang Sumber Agung. Sedia, marah serta kecewa membuat diri terputuskan hubungan dengan Dia…….. Nyayian dan tarian dengan penuh rasa bahagia membuka keterhubungan dengan Sang Maha Sumber Energi……