Pintu Gerbang

Ya, Pintu Gerbang ke tempat atau dimensi yang lebih tinggi. Selama ini kita begitu takut menghadapi kematian; Atau bahkan sering lupa bahwa kematian itu ada. Banyak orang terjebak oleh kepercayaan dengan ritual tertentu sehingga amat sangat yakin bahwa ritual tersebut bisa menghantar ke alam surgawi. Alam yang bila direnungkan lebih jauh masih merupakan obsesi kenikmatan indrawi.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Setiap orang yang dilahirkan dapat dipastikan akan mati pada saatnya. Selama ini kita anggap bahwa lawan kata kematian adalah kehidupan; Kita lupa bahwa saat kematian seseorang atau bahkan kita sendiri, mereka yang ditinggalkan akan hidup seperti biasa. Dengan mudah mereka akan melupakan yang telah meninggalkan tubuh. Dan lucunya, bila ternyata si orang yang meninggal masih hidup kemudian bangun, para orang yang mengaks berduka akan lari tunggang langgang.

Benarkah berduka?

Pertanyaan ini muncul terinspirasi oleh kecelakaan pesawat. Banyak orang meninggal, bahkan dipastikan tidak ada seorang pun selamat. Namun ternyata ada satu atau dua orang memiliki istri lebih dari satu, dan para istri berebut untuk mendapatkan warisan.  Mereka begitu cepat melupakan kehilangan suami karena rebutan harta dari uang asuransi.

Bila kita mau jujur, sesungguhnya kita tidak bersedih bagi yang meninggal, kita bersedih karena kita ditinggalkan. Kita mengisi diri sendiri, bukan yang meninggal. Kita merasa takut bahwa dengan ditinggalkan orang tersebut, kita akan hidup menderita. Mengapa?

Hidup berbadan

Kita sama sekali lupa bahwa hanya saat hidup Inilah kita bisa melakukan transformasi diri. dari kesadaran badaniah dan pikiran menuju kesadaran lebih tinggi. Inilah manfaat otak. Bukan hanya untuk memikirkan hal untuk menebalkan kantong dan kenikmatan nafsu kita. Dan bila kita bisa melakukan transformasi secara utuh, kita lepas dari kehidupan dualitas. Inilah berkah terbesar hidup dengan badan kasar. Kita memiliki perangkat keras sebagai alat transformasi.

Dan hanya saat hidup berbadan ini kita memiliki kesempatan untuk lepas dari keterikatan indrawi. So, bila dalam kehidupan berbadan ini tidak juga bisa lepas dari ikatan kenyamanan badaniah, maka saat kematian seluruh pikiran masih pada kebendaan. Kualitas pikiran seperti ini menjadi beban bagi sang jiwa individu untuk melangkah ke dimensi yang lebih tinggi.

Video di bawah ini bisa sebagai inspirasi bahwa ketika seseorang harus menjalani hukuman mati dalam keadaan seutuhnya sadar, maka dalam kehidupan selanjutnya bagi sang jiwa individu bisa menjadi pilihan untuk lahir. Bukan karena karma dirinya.