Kepintaran
Kepintaran bisa diperoleh dengan menggunakan pengetahuan pinjaman, baik dari buku maupun dari mereka yang berpengetahuan ilmu keduniawian. Kepintaran atau kepandaian berkaitan dengan intelektual. Bukan intelejensia. Celakanya, kepandaian intelektual tidak membawa di manusia menjadi manusia yang sejati. Dan untuk menjadi manusia, sebagaimana yang disampaikan dalam buku Pustaka Suci Hindu by Anand Krishna adalah menjadi ‘Manusia’; ‘Manurbhava’.
Dalam kehidupan di era internet, bank orang dengan pengetahuan pinjaman ini memanfaatkan untuk kepentingan serta keuntungan sendiri. Padahal, mereka belum kenal dengan diri sejati. Diri yang mereka kenal hanyalah sebatas diri yang bertumpukan pada kenyamanan atua kenikmatan indrawi. Diri yang sangat luar.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Kepintaran yang menjerumuskan adalah kepintaran yang membawa manusia ke alam neraka. Dengan hanya bisa menghapalkan isi kitab, kita bisa melakukan penipuan demi satu tujuan yang salah. Mereka yang melakukan hal ini afat belum kenal tujuan kelahiran di bumi.
Kebijaksanaan
Untuk menjadi seorang yang bijaksana tidak perlu sekolah sampai S3 atau program doktor. Banyak kita jumpai mereka yang bergelar banyak melakukan penipuan semata untuk kenyamanan indrawi. Banyak orang saya jumpai memiliki kebijaksanaan dalam kehidupan mereka. Tampaknya, kebijaksanaan dimiliki sejak lahir. Kebijaksaan merupakan sesuatu yang dibawa sejak lahir atau inherent.
Kebijaksaan adalah buah kehidupan masa lalu. Bisa saja saat kehidupan ini orang tersebut lahir di keluarga kurang mampu sehingga tidak bisa menjadi orang pintar, namun dalam kehidupan saat ini memiliki pandangan luas. Karena yang pintar kebanyakan tidak memiliki wawasan luas. Bahkan semakin pintar semakin sempit pandangannya.
Kesalahan sistem pendidikan
Dalam buku Bringing The Best by Anand Krishna disebutkan bahwa tujuan utama pendidikan adalah mengembangkan kemanusiaan. Ya, rasa kemanusiaan inilah yang bisa menciptakan kedamaian. Mari kita simak video mengenai pentingnya empati di bawah ini:
Adalah menjadi kebutuhan utama manusia mengembangkan rasa empati. Rasa yang menyatukan manusia tanpa melihat warna kulit serta suku. Rasa terdalam manusia yang kadang terlupakan karena tertutupi oleh kepintaran yang menyesatkan.
Para suci dan para buddha, yang tercerahkan, tidak butuh sekolah tinggi. Namun pesan mereka membawa kedamaian bagi alam semesta. Mereka pembawa rahmat bagi sekalian alam. Bukan para ahli wacana dengan segala dalil yang diambil dari pengetahuan pinjaman, buku atau kitab.