‘Menghasilkan sang adalah sains, tetapi menggunakannya dengan bijak adalah seni ilahi.’
(Live Love Laugh by Svami Anand Krishna, www.booksindonesia)
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Uang adalah energi. Dalam kehidupan modern saat ini, uang amat sangat dibutuhkan. Semuanya digerakkan oleh uang. Bahkan mencaharai cahaya kesadaran pun harus berbekal uang. Untuk menggapai kebahagiaan pun butuh uang. Meditasi grasti? Bukan masanya. Wah, ini pandangan komersial???
Zaman dulu bisa terjadi ketika kita hidup dalam masa barter antar barng. Kita bisa meditasi gratis di suatu tempat yang disebut pertapaan. tetapi, benarkah gratis???
Tidak juga….
Kita mesti memberikan tenaga kita untuk tetap memelihara kebersihan padepokan. Kita mseti mencangkul agar padepokan bisa makan serta menjalankan kehidupandalam padepokan. Inilah barter tenaga yang kita berikan dalam kehidupan di padepokan. Ini bisa digantikan dengan uang saat ini. Karena kita masih kerja di luar padepokan. Tidak gratis bukan??? Hanya bentuknya berbeda. So, jika ada yang mengatakan bahwa pencaharian spiritual adalah gratis adalah tidak mungkin. Semuanya ada tebusannya. Inilah sains…..
Hukum aksi-reaksi adalah sains. Kita menyerahkan pikiran atau keringat, baru dibayar. Uang hasil kerja keras dengan menggunakan pikiran adalah sains. Sains berarti pengetahuan. Bisa juga pengetahuan sejati. Mungkin ada yang mempertanyakan, masa pengetahuan sejati diperjual belikan???!!!! Dalah tidak bijak kita semedi kemudian berdoa agar uang datang dari langit. Ini bukan yang disampaikan oleh para suci serta avatar…
Lha, saat kita belajar dengan seorang guru, bukankah beliau juga butuh makan? Memang seorang guru tidak butuh makan? Beliau kan juga manusia yang masih butuh asupan makan untuk hidup sehingga bisa mengajarkan pengetahuan sejati? Setiap orang menjalani peran masing-masing…
Di atas segalanya, pengetahuan sejati bukan berarti hidup di awang-awang yang tanpa butuh makan. Pengetahuan sejati adalah suatu kesadaran bahwa hidup adalah untuk bekerja serta melayani sesama?
Apa bedanya dengan kerja biasa jika demikian?
Seseorang yang sudah menggapai puncak kesadaran akan kembali turun ke bawah untuk berkarya. Jangan percaya bahwa jika seseorang yang sudah menggapai pencerahan kemudian duduk manis di puncak kesadaran dan bisa terbang atau menghilang. Atau bisa menciptakan sesuatu dari udara sekitar kita. Atau bim salabim mengobati orang hanya dengan ucapan.
Bukan tidak ada yang demikian, tetapi itu hanya pemikat agar banyak orang datang. Setelah datang baru perlahan diberitahu bahwa cara berpikir seperti itu tidak benar serta bertentangan dengan proses alami. Semuanya mesti dilandasi dengan proses alami. Tidak ada di alam ini yang instasnt. Segala sesuatu yang instant membuat manusia malas untuk berkarya. Yang pada akhirnya menuhankan tubuh atau pikiran. Ini yang berbahaya karena semakin menjauhkan kita dari Sang Maha Sumber Agung yang letaknya berada dalam diri kita.
Setelah mendapatkan uang kemudian menggunakan secara bijak. Bijak berarti selaras dengan tujuan kelahiran manusia. Setian insan yang ada di bumi, tanpa melihat warna kulit, suku, agama dan ciri tubuh lainnya, adalah satu dan sama. Menyadari keilahian dalam dirinya.
Saat kita bisa mengasihi serta menyayangi sesama tanpa melihat perbedaan yang tampak, kita telah mampu melihat bahwa segala sesuatu digerakkan oleh energi satu dan sama. Energi keilahian. Inilah bentuk rasa kemanusiaan yang harus terus menerus bertumbuh kembang. Pencapain puncak terjadi di kala seseorang bisa melihat wajah Allah/Tuhan di barat dan di timur serta dimana-mana.
Pendek kata, penggunaan uang yang bijak adalah seni Ilahi. Karena saat itu penggerak dalam penggunaan atau pemanfaatan uang adalah Ilahi yang telah muncul serta berkembang dalam diri. Cirinya bagaimana?
Apakah memanfaatkan uang untuk sesuatu yang memuliakan jiwa atau untuk kenyamanan indrawi???
Inilah cara paling mudah untuk deteksi kita sendiri. Tidak perlu melihat orang lain. Yang utama adalah laku kita.