Banyak para suci dan avatar diturunkan ke bumi. Semua yang datang ke bumi mempunyai visi dan misi yang sama. Cinta dan kedamaian bumi beserta isinya. Tiada sedikit pun perbedaan. Sayangnya di kemudian hari ajaran yang disampaikan di manipulasi oleh mereka yang mengaku pengikut setia.

Apakah semua ajaran yang merupakan kabar gembira sesungguhnya telah dimanipulasi sesuai dengan penerusnya demi melestarikan kekuasaan? Karena setelah para penerima wahyu atau pesan secara langsung tiada, ajaran yang bersifat damai dan mendamaikan menjadi doktrin dan dogma. Ke duanya bersifat keras dan alot serta kaku. Tiada lagi kelembaban cinta. Mungkin saja ada satu atau dua yang kemudian diberikan hidayah untuk melakukan refreshing kembali. Dan kelembaban cinta pun mengalir kembali.

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Cinta adalah nafas ilahiah dari semua para suci dan nabi. Tiada seorangpun nabi pembawa pesan ilahi tidak berlembab dengan cinta. Segala pesan berita gembira beraroma keindahan cinta. Mereka larut dalam mabuk cinta ilahi. Pesan yang dibawa satu dan sama. Kasih…

Para pengikutnya kemudian membuat jadi suatu peraturan baku yang cenderung baku sehingga jadi kaku. Semua dikarenakan adanya rasa takut jika terjadi pelanggaran. Inilah ajaran yang semula dibawa dengan rasa kasih kemudian diubah sifatnya menjadi fear based. Alhasil tidak lagi melahirkan nuansa cinta kasih tapi melakukan semua ajaran dibawah bayang-bayang ketakutan.

Tuhan tidak juga jera untuk selalu mengirim pembawa pesan baru. Sesungguhnya bukan baru juga. Sebagai mana disampaikan nabi Sulaiman

Nothing is new under the sun

Pertanyaannya, mengapa bisa terjadi demikian?

Tapi perlukah pertanyaan ini dijawab? Menurut pendapat saya, jawaban yang diperoleh tidak akan memberikan makna bagi kita. Karena yang diperlukan bukanlah jawaban tapi bagaimana hal itu bermanfaat bagi perkembangan jiwa masing-masing.

Pengetahuan tetap menjadi pengetahuan selama tidak dilakoni. Yang diperlukan adalah menjadikan pengetahuan atau knowledge menjadi knowingness. Pengetahuan yang tidak dilakoni seperti keledai membawa beban buku.  Si keledai tidak membaca hanya membawa. Inilah pengetahuan pinjaman yang tidak memberikan sedikit pun manfaat bagi si keledai.

Belajar dari pengalaman dan cerita terdahulu seharusnya kita sadar bahwa semua benda di bumi menjadi beban saat kematian tiba. Jiwa perlu asupan non bendawi. Jiwa selama ini terbelenggu oleh sesuatu yang membuatnya sangat menderita. Pikiran sebagai sumber pengetahuan memiliki sifat baik dan buruk.

Pikiran bukanlah musuh. Tidak mungkin membenci pikiran. Amati dan waspadai kerja pikiran. Darinya pengetahuan baik berasal darinya pula hal-hal buruk bisa timbul.

Belajarlah dari masa lalu. Baik dan buruk diciptakan oleh kita sendiri…

Malaikat dan iblis berada dalam diri kita.

Inilah kesempurnaan…..

Untuk kembali kepada Sang Sumber Agung, ke duanya mesti dilampaui……

Hanya dalam kehidupan saat ini, hal tersebut bisa dilakukan……