Itulah kenyataan hidup atau kehidupan. Seseorang lahir, sekolah, bekerja mencari uang, menikah, belirumah, dan kemudian beli mobil serta segala pernak-pernik bergaul. Pujian dunia pun mengalir. Mengatakan bahwa dirinya telah berhasil dalam hidup. Inilah definisi sukses sebagaimana difahami oleh masyarakat umum. Inilah bentuk ketarturan hidup tampak bagian luar.
Pada umumnya, itulah hukum dunia benda. Segala sesuatu diukur dari kesuksesan materi. Tidak salah juga selama kita hidup abadi di dunia. tetapi, apakah tujuan manusia hanya keberhasilan dalam materi? Bukankah selama ini kita lupa bahwa kebahagiaan bukan karena pujian atau sanjungan? Pujian serta sanjungan hanya bersifat sementara. Rasa senang bukanlah rasa bahagia. Ini hanya kelegaan sementara..
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Keteraturan di luar diri menajdikan seseorang mengalami kematian atau kemiskinan dalam diri. Kemakmuran materi hanyalah kerikil tank berharga saat kematian tiba. Mengapa???
Jawabannya sangat mudah: ‘Harta benda dunia hanya menyenangkan indra luaran. Kita lupa bahwa semua yang dirasakan oleh indra juga memiliki bentuk kembarannya. Setiap benda di dunia memiliki kembaran. Satu berwujud kasar dan kembarannya berbentuk halus.
Saat kita akan menciptakan mobil atau benda lainnya, hape, kursi dan meja serta benda kelengkapan hidup di dunia tentu dipikirkan dahulu. Inilah bentuk halusnya. Karena pikiran bervibrasi, maka ia juga energi. Energi ciptaan manusia ini tidak hilang. Energi pikiran tersebut tersimpan dan bisa diakses oleh orang yang memiliki frekuensi yang sama. Inilah sebabnya ide seseorang yang berada pada frekuensi rendah bisa memahami beberapa hal yang tampaknya tidak mungkin.
Pikiran menyimpan semua memori ini. Manusia terdiri dari materi dan jiwa. Yang dimaksudkan dengan materi bukan hanya tubuh, tetapi pikiran dan perasaan. Mereka terdiri dari materi sebagai kembaran materi kasar. Mereka masih berupa materi sangat halus sehingga pada akhirnya menjadi beban bagi sang jiwa individu untuk menyatukan dirinya kembali ke Sang Maha Jiwa Agung. Ini adalah beban atau koper yang berisi segala rekaman peristiwa selama hidup di bumi.
Kekayaan materi duniawi akhirnya menjadi kemiskinan jiwa. Jiwa begitu terbebani oleh segala peristiwa serta rasa kepemilikian benda yang manusia kumpulkan saat hidup. Akibatnya? Jiwa harus mengalami kelahiran kembali sebagai upaya membebaskan dari beban duniawi ciptaannya sendiri. Bukan berita baik…
Inilah sebabnya KETERATURAN hukum kehidupan ciptaan manusia menjadikan manusia miskin jiwa. Yang dialami oleh jiwa kemudian adalah KEMATIAN…
Pengulangan adalah kematian. Jika seseorang melakukan kesalahan yang sama selama beberapa kali artinya bahwa tidak ada perubahan. Inilah konsistensi. Inilah kematian…..
Inilah penjara bagi sang jiwa. Jiwa butuh kemerdekaan……
Ini juga yang menjadi definisi atau tujuan para mistik atau sufi: ‘Jiwa Merdeka’
Jiwa merdeka adalah sifat Ilahi. Ilahi atau alam semesta tumbuh tanpa beban rasa takut. Merdeka atau bebas dalam mengekspresikan kecintaan atau kasih pada Sang Maha Sumber. Dan ini hanya bisa dirasakan sendiri. Mungkin ada yang menanyakan indikatornya. Sangat sederhana……
Orang superit itu berkarya untuk kepentingan khalayak ramai. Bukan sebatas manusia, tetapi semua makhluk hidup. Inilah yang disebut mengabdi pada KEMANUSIAAN, bukan pengabdi umat manusia……