Cemburu buta

Banyak orang memburu bahkan selalu menggembar-gemborkan kedamaian. Tetapi, realitanya? Benarkan kedamaian tercipta???

Buku Meditasi dan Yoga Terbaik

  • Dapatkan Buku Meditasi Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Terbaik Untuk Pemula [Beli Buku]
  • Dapatkan Buku Yoga Sutra Patanjali [Beli Buku]

Sama sekali tidak. Bukankah sudah banyak nabi dan para suci diturunkan atau diutus oleh Tuhan??? Jika tujuan dari para nabi dan para suci untuk menciptakan kedamaian di bumi ini, berarti misi mereka GAGAL TOTAL…

Lantas, apakah sesungguhnya tujuan kehadiran mereka di muka bumi???

Tidak lain tidak bukan menyebarkan pemahaman bahwa eksistensi atau keberadaan konflik memang dibutuhkan di muka bumi ini. Bagaimana bisa begitu??? Ngaco aja artikel ini !!!!!

Mari kita renungkan sebelum mencaci maki…

Bisakah api terjadi jika tidak ada gesekan???

Api tercipta jika dua benda bergesekan. Tanpa adanya gesekan, tidak tercipta api.

Bukankah api bermanfaat bagi kehidupan kita. Kita bisa melihat suatu film yang meng-kisahkan perburuan api. Tanpa api, kita tidak bisa mengolah makanan. Tanpa api kita mengalami kegelapan. Keberadaan api dibutuhkan dalam batas kewajaran sebagaimana dibutuhkan.

Tanpa stress manusia tidak hidup. Stress berarti tantangan untuk diatasi. Dengan demikian, kita meningkatkan kemampuan kita. Kemampuan untuk bertarung dalam menghadapi tantang berikutnya. Inilah cara alam mendidik kita.

Tanpa konflik manusia melempem. Namun bukan berarti kita lantas mencari pembenaran untuk menciptakan konflik. Kita menerima bahwa konflik menjadi sumber energi dalam kehidupan ini. Satu hal yang patut diingat, kita lah sesungguhnya pencipta konflik. Untuk apa???

Untuk hidup..

Bukankah kedamaian di bumi ini bisa tercipta jika dan jika antara baik dan buruk seimbang. Tetapi, pernahkah hal ini terjadi. Sama sekali tidak pernah. Walaupun puluhan nabi diturunkan dan ratusan para suci dilahirkan di bumi ini. Lantas apa gunanya Tuhan mengirimkan mereka???

Untuk mengingatkan kenabian dan kesucian dalam diri kita. Mereka adalah masa depan kita yang masih terjebak dalam kegelapan. Dalam kebodohan. Dalam ketidaktahuan. Menghormati dan mencintai mereka bukan berarti mempertuhankan. Meng-kultuskan? Iya.

betul sekali mereka harus dikultuskan. Wah musyrik kamu !!!!!

Tunggu dulu tuan dan puan…..

Mari kita bahas, apa arti dari kultus. Culture . Budaya. Dengan kata lain, meng-kultuskan adalah membudayakan. Membudayakan berarti membiasakan. Membiasakan apa???

Membudayakan sifat baik mereka dalam diri kita. dengan selalu mengingat mereka, kita mengingat sifat baik mereka. Mereka adalah masa depan bagi kita. Mereka bagaikan S2 atau S3. Jika kita mau melakoni yang mereka lakoni dalam kehidupan ini, kita juga bisa memiliki sifat dan perilaku yang selaras dengan alam sebagaimana mereka miliki.

kembali pada konflik…..

Konflik dibutuhkan untuk mengasah intelejensia kita. Tanpa adanya konflik dalam kehidupan kita, kita tidak akan mengalami evolusi. Gunakan konflik sebagai alat untuk meningkatkan evolusi jiwa. Namun, sekali lagi, jangan menciptakan konflik sebagai pembenaran. Bersikaplah positif. Bukan berpikir positif.

Apa bedanya???

Berpikir positif akan menafikan konflik. Karena konflik adalah negativitas.

Bersikap positif berarti menerima konflik sebagai alat. Dan alat ini dibutuhkan untuk mendorong terjadinya evolusi jiwa. Untuk meningkatkan kecerdasan intelejensia.

Pikiran positif berasal dari minds…….atau intelektual…

Sikap positif berdasarkan intelejensia. Inilah kehidupan

Tanpa konflik tiada api kehidupan……………